Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Sandiaga Berharap Festival Reog Ponorogo Bisa Jadi Event Berskala Internasional

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sandiaga Uno saat acara Festival Reog Ponorogo 2022 di Alun-alun Ponorogo, Rabu (27/7/2022). Dalam acara tersebut, Sandiaga menyampaikan harapannya agar perhelatan Festival Reog Ponorogo bisa menjadi event bertaraf internasional.

"Kita tentu tidak ingin jika kekayaan budaya kita diakui oleh bangsa lain. Karenanya saya mengajak seluruh masyarakat untuk ikut andil menjaga dan melestarikan Reog Ponorogo ini agar menjadi kebanggaan dan warisan budaya yang diakui oleh dunia," ujar Sandiaga.

"Dan melalui Reog Ponorogo kita kembangkan bagaimana peluang usaha dan lapangan kerja diciptakan seluas-luasnya," imbuhnya.

Baca juga: Kenaikan Tarif TN Komodo Jadi Polemik, Sandiaga Uno Siapkan Ruang Diskusi

Festival Reog Ponorogo 2022 merupakan rangkaian dari kegiatan Grebeg Suro sekaligus hari jadi Kabupaten Ponorogo ke-526.

Event ini sempat terhenti akibat pandemi COVID-19, seiring dengan penurunan kasus, maka dapat dilaksanakan secara offline dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan.

Berlangsung sejak 25-29 Juli 2022, Festival Reog Ponorogo mendapatkan respon yang baik dari sanggar kesenian Reog di berbagai kota Indonesia.

Hal ini terbukti dengan banyaknya peserta festival yang datang dari berbagai daerah di Indonesia, antara lain DKI Jakarta, Surabaya, Surakarta, Yogyakarta, Jember, Malang, Madiun, Magetan, Mojokerto, Gresik dan sebagainya.

Reog Ponorogo merupakan tarian tradisional legendaris yang berfungsi sebagai hiburan rakyat. (Dok. Kemenparekraf)

Baca juga: Harga Tiket Masuk TN Komodo Naik Jadi Rp 3,75 Juta, Sandiaga Tegaskan Buat Konservasi

Pertunjukan Reog memadukan tarian, keterampilan olah tubuh dan cerita Panji, yang terdiri dari penari, pengrawit (pemain musik), serta pengiring.

Daya tarik utamanya adalah salah satu penari utama menggunakan topeng terbesar di dunia berbentuk kepala harimau (barongan), dipadukan dengan sebuah mahkota terbuat dari bulu merak (Dhadhak Merak) yang berat keseluruhan kurang lebih 40 kilogram.

“Menurut saya ini adalah sebuah bukti konkret bawa reog adalah milik Ponorogo dan reog adalah seni kebudayaan kita. Semoga melalui pelaksanaan Festival reog Ponorogo 2022 ini dapat memberikan suatu semangat dan optimisme kepada pelaku parekraf di kabupaten Ponorogo,” jelas Sandi.

Bupati Ponogoro, Sugiri Sancoko mengatakan sudah dua tahun ini Grebeg Suro dinantikan oleh masyarakat.

"Kami mencoba merangkul kekuatan bahkan dua kekuatan sekaligus, yakni kekuatan budaya dan santri, karena Ponorogo adalah kotanya para santri," ungkap Sugiri.

Sugiri menambahkan, kedua kekuatan ini dituangkan ke dalam sebuah orkestra yang bersatu padu dalam Grebeg Suro.

“Ada hampir 52 kegiatan yang menyangkut hobi juga kami libatkan, ada festival reog mini, festival reog umum, kemudian festival gajah-gajah dan masih banyak rangkaian acara lainnya dalam Grebeg Suro," kata Sugiri.

"Ini menafsirkan bahwa kami sebentar lagi siap menuju CCN (Creative Cities Network) yang Menparekraf bantu. Mudah-mudahan ke depan Ponorogo ini benar benar menjadi kota kreatif,” pungkasnya.

Baca juga: Sandiaga Uno Ikuti Torch Relay ASEAN Para Games 2022 di Kota Solo

(TribunTravel.com/mym)

Baca selengkapnya soal artikel Sandiaga Uno di sini.