Sebagaimana diketahui, para kebo bule konon merupakan hewan peliharaan kesayangan Paku Buwono II.
Hal itu lantaran kebo bole sendiri pada zaman dulu merupakan hadiah pemberian Kiai Hasan Beshari dari Tegalsari, Ponorogo.
Saat itu kebo kebo bule sengaja dihadiahkan sebagai pengawal dari sebuah pusaka keraton yang bernama Kiai Slamet.
Namun, hingga sekarang pihak keraton tidak pernah menjelaskan hingga rinci terkait bentuk pusaka Kiai Slamet itu sendiri.
Maka sejak adanya kebo bule, banyak masyarakat menyalah artikannya sebagai jelmaan dari Kiai Slamet.
Tak sekedar pengawal pusaka, kebo bule juga berperan penting dalam pencarian lokasi keraton baru sekitar tahun 1725.
Konon pada zaman itu Paku Buwono II melepas leluhur kebo-kebo bule untuk diikuti para abdi dalem Keraton.
Hingga akhirnya binatang tersebut berhenti di sebuah tempat yang kini menjadi Keraton Kasunanan Surakarta.
Atas dasar inilah kebo bule bagi Keraton Kasunanan Surakarta dianggap sangat sakral.
Setiap malam 1 Sura menurut pengganggalan Jawa, atau malam tanggal 1 Muharam menurut kalender Islam, sekawanan kebo bule keramat ini selalu dikirab, menjadi pengiring sejumlah pusaka keraton lainnya.
Sebelum dikirab, kebo bule milik Keraton Kasunanan Surakarta juga akan diperlakukan secara istimewa.
Melansir Kompas.com, sebelum dikirab para kebo bule akan dijamu dengan ubi.
Kemudian kebo-kebo tersebut juga akan dikalungi melati.
Menariknya lagi, Kirab Pusaka Malam 1 Suro juga tidak akan dimulai jika para kebo bule belum berkehandak untuk keluar dari kandangnya.
Sebagai acara yang banyak dinanti-nanti, Kirab Pusaka Malam 1 Suro di Solo akan dihadiri oleh ribuan penonton.
Baca tanpa iklan