Shonan Gold
Berasal dari Pusat Teknologi Pertanian Kanagawa di Odawara, pembudidayaan buah dimulai pada tahun 1988, kemudian melalui berbagai proses seleksi dan perbanyakan hingga tahun 1999 untuk membentuk stabilitas karakteristiknya.
Dilansir TribunTravel dari laman japantoday, Shonan Gold dihasilkan dari hibrida antara dua buah jeruk Jepang lainnya yang dikenal sebagai Ogonkan (atau ki-mikan), dan Imamura Unshu, yang merupakan variasi dari satsuma mikan.
Akhirnya, Shonan Gold didaftarkan sebagai varietas oleh Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang (MAFF) pada tahun 2003.
Shonan Gold matang antara Maret hingga April dan rasanya bertahan hingga Mei.
Kanagawa menyumbang 100 persen dari produksi Shonan Gold, dengan produsen utama adalah Odawara dan Kota Yugawara.
Dengan volume produksi yang rendah, Shonan Gold sering dijuluki sebagai "jeruk hantu".
Baca juga: Fenomena Unik Langit di Amerika Berubah Warna jadi Hijau saat Badai
Produk yang dijual bebas di Japan Rail Café
Pada bulan September dan Oktober tahun lalu, Pameran Kanagawa diadakan bersamaan dengan Japan Rail Café, mempromosikan pariwisata ke Kanagawa dan penjualan over-the-counter produk khusus lokal.
Produk-produk yang ditampilkan dalam pameran tersebut berasal dari 10 usaha kecil dan menengah asal Kanagawa yang tertarik untuk berekspansi ke Singapura.
Mereka termasuk: Choshiya, Moriyama Milk Industries, Nozawa Sakuzo Shoten, Shonan Chigasakiya, Koganei Brewery, L'Orient Confectionary Store, Akisawa-en, Nature, Japan Energy Food, dan Koperasi Penjualan Sake Odawara.
Dari 10 perusahaan tersebut, produk Shonan Gold yang diunggulkan adalah jelly Shonan Gold, Shonan Gold Drops dan Shonan Gold wine.
Selain itu, ada juga craft gin dari Koganei Brewery yang menggunakan Shonan Gold sebagai salah satu bahannya.
Ambar/TribunTravel