3. Kunjungi Universitas Pijat Thailand Pertama di Thailand di Reclining Buddha Wat Pho
Baca juga: Garuda Indonesia Layani Rute Internasional Tujuan Bangkok Thailand, Cek Syarat Wajib Bagi Penumpang
Umumnya dikenal sebagai Kuil Buddha Berbaring di Bangkok, situs ini telah menjadi hot spot bagi banyak pelancong yang mengunjungi Bangkok karena berbagai alasan, salah satunya karena keindahannya.
Sejak dibangun pada tahun 1832, Reclining Buddha Wat Pho adalah satu kompleks candi tertua dan terindah di Bangkok yang menampung lebih dari 1.000 gambar Buddha (lebih banyak dari candi lainnya di Thailand) termasuk Buddha terbesar di Thailand.
Situs ini dikenal juga sebagai tempat berdirinya universitas negeri pertama di Thailand, yang mengajarkan Thai Massage.
Sebuah praktek pijat yang masih berlangsung kuat hari ini.
4. Melihat gajah berkepala tiga di Museum Erawan
Berjarak 25-30 menit berkendara dari pusat kota Bangkok, Museum Erawan adalah museum koleksi yang menyimpan banyak barang milik Lek Viriyapant, seorang pengusaha Thailand yang menginvestasikan kembali sebagian kekayaannya untuk membangun situs budaya seperti Museum Erawan.
Keinginannya adalah menemukan tempat untuk menyimpan semua barang berharganya dan memberikannya kepada negaranya untuk generasi yang akan datang untuk belajar.
Kunjungi patung gajah berkepala tiga yang dibuat berdasarkan sosok Airavata, makhluk dalam mitologi Hindu.
Simbolisme di balik patung terkenal itu adalah perlindungan dunia, dan hal-hal penting di dalamnya.
5. Pelajari Tentang Industri Sutra Thailand di Rumah Jim Thompson
Penggemar budaya tidak akan mau melewatkan perpaduan menarik dari pengaruh Amerika dan Thailand di Jim Thompson's House - bekas kediaman yang diubah menjadi museum.
Jim Thompson adalah seorang pengusaha dan arsitek Thailand kelahiran Amerika.
Di Jim Thompson's House, pengunjung akan dimanjakan dengan arsitektur bergaya Thailand, dikelilingi oleh tanaman hijau subur dan kanal.
Begitu masuk, pengunjung dapat menemukan koleksi karya seni yang dipengaruhi Asia dan pameran milik Mr. Thompson sendiri.