Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Stasiun Manggarai Siap Jadi Stasiun Sentral Pertama dan Terbesar di Indonesia pada 2025

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon penumpang menuruni tangga usai turun dari kereta di peron jalur layang (elevated track) Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (7/10/2021).

TRIBUNTRAVEL.COM - Stasiun Manggarai siap tampil lebih megah dan nyaman dalam beberapa tahun manggarai.

Dikembangkan menjadi stasiun sentral pertama dan terbesar di Indonesia, Stasiun Manggarai akan memaksimalkan fungsi sebagai kawasan transit oriented development (TOD).

Calon penumpang menuruni tangga usai turun dari kereta di peron jalur layang (elevated track) Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (7/10/2021). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Dengan demikian, Stasiun Manggarai diharapkan dapat menjadi episentrum baru dari pergerakan masyarakat di kawasan aglomerasi Jabodetabek.

Hal tersebut sejalan dengan paparan yang disampaikan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan, seperti dikutip TribunTravel dari laman kai.id, Sabtu (9/7/2022).

Baca juga: Viral Penumpang KRL Terjatuh di Peron Stasiun Manggarai, KAI Commuter Angkat Bicara

Dalam kegiatan ini disampaikan pula latar belakang dan rencana pengembangan Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri menjelaskan bahwa terdapat kebutuhan yang mendesak dan perlu segera dituntaskan oleh DJKA melalui pengembangan Stasiun Manggarai.

Disebutkan bahwa kondisi Stasiun Manggarai sebelum dikembangkan relatif sangat terbatas untuk melayani perjalanan kereta api (KA) dan lonjakan jumlah penumpang yang cukup signifikan setiap tahunnya.

“Dengan hanya 8 jalur untuk KRL dan 2 jalur untuk KA antarkota, Stasiun Manggarai harus menanggung beban sejumlah 726 perjalanan KA setiap harinya dengan total 1,2 juta penumpang, sehingga menyebabkan penumpukan dan antrian kereta untuk masuk ke Stasiun Manggarai," kata Zulfikri.

Zulfikri optimis melalui pembangunan Stasiun Manggarai ini, permasalahan dalam layanan kereta api komuter di kawasan aglomerasi Jabodetabek perlahan dapat diatasi.

Baca juga: Wajah Baru Stasiun Matraman, Lebih Ramah Bagi Penyandang Disabilitas

Sebab, nantinya Stasiun Manggarai akan memiliki 18 jalur aktif untuk melayani KRL, KA Jarak Jauh dan KA Bandara.

Stasiun ini juga akan dilengkapi dengan area concourse yang luas untuk mendukung mobilitas penumpang.

Kendati demikian, Zulfikri menyadari akan ada ketidaknyamanan yang muncul selama proses pembangunan berlangsung.

Suasana penumpang KRL yang menunggu kereta arah Depok-Bogor di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (1/6/2022). (Tribunnews.com/Fersianus Waku)

Terlebih, masih akan ada beberapa tahapan lagi yang perlu dilakukan sebelum akhirnya Stasiun Manggarai dapat selesai dibangun menjadi stasiun sentral.

Setelah switch over (SO) 5, masih akan ada SO 6 yang rencananya akan dilaksanakan pada Oktober 2023, hingga SO 8 yang rencananya berlangsung pada Juli 2025 sebelum Stasiun Manggarai dioperasikan sepenuhnya sebagai stasiun sentral.

"Oleh sebab itu kami berharap rekan-rekan sekalian dapat memahami pembangunan yang sedang berlangsung dan bersabar atas kondisi yang dialami untuk menyambut Stasiun Manggarai yang lebih megah dan nyaman," ungkap Zulfikri.

Baca juga: Sejarah Stasiun Manggarai yang Direncanakan Jadi Stasiun Sentral dan Bakal Layani Kereta Jarak Jauh

Lebih lanjut Zulfikri menuturkan bahwa DJKA akan bersinergi dengan pemerintah daerah dan stakeholder terkait untuk menata lingkungan di sekitar Stasiun Manggarai guna menunjang operasional stasiun.

"Kami terus berkoordinasi dengan Pemda DKI Jakarta terkait akses dan penataan ruang di sekitar Stasiun Manggarai untuk memaksimalkan fungsi stasiun sebagai kawasan transit oriented development (TOD) di lahan seluas 2,4 hektar ini," ujar Zulfikri.

Integrasi antarmoda juga akan menjadi fokus utama pengembangan Stasiun Manggarai agar memudahkan mobilitas masyarakat sekaligus meningkatkan ridership yang melalui stasiun ini.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo menambahkan bahwa jajarannya siap mendukung upaya DJKA dalam mengembangkan Stasiun Manggarai.

Suasana Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, pada Minggu (29/5/2022) siang. (Tribunnews.com/Naufal Lanten)

Baca juga: Stasiun Gambir Dikabarkan Berhenti Layani Kereta Api Jarak Jauh, Begini Tanggapan KAI

"Kami akan mengupayakan optimalisasi prasarana termasuk peron pada Stasiun Manggarai untuk menunjang operasional kereta api agar pembangunan dapat berlangsung dengan lancar," ujar Didiek.

Terkait dengan penambahan kamera CCTV yang diusulkan oleh komunitas, Didiek menyebut saat ini pihaknya sudah memiliki kamera dengan teknologi face recognition untuk mengurangi tingkat kejahatan dan pelecehan seksual di stasiun dan kereta api.

Didiek juga menjelaskan bahwa KAI Group siap mendukung dengan menambah KA feeder untuk KRL Commuterline dan peningkatan serta penambahan kapasitas angkut untuk mengurangi penumpukan penumpang di Stasiun Manggarai.

Selain itu, Didiek juga memastikan bahwa KAI Group memiliki sarana dan sumber daya manusia yang siap untuk menunjang rencana peningkatan tersebut.

"Kami juga akan memaksimalkan operasional Stasiun Matraman yang sudah selesai dibangun oleh rekan-rekan DJKA sebagai alternatif bagi penumpang selain Stasiun Manggarai dan Stasiun Jatinegara," pungkas Didiek.

Baca juga: Uji Coba KRL Solo-Jogja sampai Stasiun Palur, Intip Bocoran Harga Tiketnya

(TribunTravel.com/Mym)

Baca selengkapnya soal artikel kereta api di sini.