Para peserta Solo Batik Carnival menghias kostum batik dengan tema yang sudah ditentukan, lalu berjalan di Jalan Slamet Riyadi.
Baca juga: Manggung di Indonesia, Dream Theater Akan Naik Bus dari Jakarta & Cicipi Kuliner Khas Solo
Digagas oleh Pemerintah Kota Surakarta, Solo Batik Carnival biasanya diadakan bulan Juni atau Juli setiap tahunnya.
Tujuannya untuk melestarikan budaya batik, dengan cara yang berbeda dan lebih modern.
Solo Batik Carnival ini pertama kali digelar tahun 2008 silam, tepatnya tanggal 13 April.
Kala itu, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu yang membuka Solo Batik Carnival pertama kali, dengan mengibarkan gunungan.
Lalu kelompok Jember Fashion Carnival berjumlah 52 orang yang dipimpin oleh Dynand Fariz memulai pawai Solo Batik Carnival.
Selanjutnya, sebanyak 247 peserta dari berbagai elemen masyarakat ikut pawai memeriahkan Solo Batik Carnival dengan kostum batik yang sudah dihias.
Hiasan kostum tersebut mulai dari jaring, karton, gelas, balon hingga bulu ayam.
Baca juga: Cara Beli Tiket Konser Dream Theater di Solo, Harga Mulai Rp 750 Ribuan
Setelah digelar tahun 2008, setiap tahunnya Solo Batik Carnival rutin diadakan.
Bahkan pada 2018, Solo Batik Carnival masuk dalam 100 Wonderful Event Indonesia.
Tema yang diangkat adalah Ika Paramarta yang artinya segala perbedaan disatukan dalam keindahan.
Solo Batik Carnival sendiri dianggap dapat terus menjaga konsisten dalam mengangkat batik sebagai kekayaan Indonesia.
Sehingga event ini pun menjadi salah satu festival terbaik yang diperhitungkan masuk dalam 100 Wonderful Event Indonesia.
Setiap tahun diselenggarakan, Solo Batik Carnival selalu meriah dan menghibur wisatawan yang hadir.
Namun, Solo Batik Carnival ini vakum 2 tahun karena pandemi, dan mulai digelar kembali pada 2022.
Baca juga: Cara ke Prambanan Jazz Festival 2022, Bisa Naik KRL dari Arah Solo
(TribunTravel.com/Kurnia Yustiana)
Simak artikel lainnya seputar Solo Batik Carnival di sini.
Baca tanpa iklan