TRIBUNTRAVEL.COM - Blick, surat kabar harian Swiss menyoroti kelakuan netizen Indonesia yang memberikan ulasan buruk untuk Sungai Aare di Google Maps.
Melalui situs webnya, Blick menerbitkan artikel berjudul Massenhaft schlechte Google-Bewertungen für die Aare (Banyak ulasan buruk Google untuk Aare) pada Sabtu (28/5/2022) malam.
Dalam artikel itu, media berbahasa Jerman tersebut tak langsung menyoroti komentar negatif dari netizen Indonesia tentang Sungai Aare.
Dilansir TribunTravel dari Kompas.com, Blick mulanya membeberkan informasi tentang kejadian hilangnya anak Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz atau Eril (23) dan perkembangan proses pencariannya.
"Pada Kamis pagi, tiga orang -dua wanita muda dan seorang pria muda- berenang di Aare di Bern," tulis Blick melalui artikel yang diunggah melalui situs blick.ch.
"Menurut polisi kanton Bern, mereka mengalami keadaan darurat," sambungnya.
Dalam artikel tersebut disebutkan, seorang pria muda hilang dan belum juga ditemukan hingga Sabtu atau dua hari setelah insiden.
Blick juga menyebutkan bahwa saat ini pencarian masih dilanjutkan.
"Pencarian berlanjut. Air Aare yang saat ini keruh dan arusnya memperburuk keadaan, tulis polisi di Twitter," informasi yang tertulis.
Baca juga: 14 Fakta Unik Bern, Kota di Swiss yang Dialiri Sungai Aare Sepanjang 288 Km
Baca juga: Mengarungi Sungai Aare Jadi Wisata Favorit di Swiss, Ternyata Ini Daya Tariknya
Menyoroti netizen Indonesia
Blick menuliskan, hilangnya putra gubernur di Aare itu kini tengah heboh di Indonesia dan menjadi salah satu topik yang ramai diperbincangkan di tanah air.
Media itu kemudian menyoroti kelakuan netizen Indonesia yang memberikan ulasan negatif terhadap Sungai Aare.
"Sangat tidak masuk akal: Banyak pengguna Indonesia kini juga mulai menilai Aare di Google Maps dengan bintang satu," tulis Blick dalam artikelnya.
Blick kemudian menyebutkan beberapa ulasan netizen Indonesia untuk Sungai Aare, mulai dari "terlalu tidak aman", "Mumtadz masih belum ditemukan", dan "sungai yang buruk."
Beberapa komentar juga berbicara tentang apa yang disebut "penunggu", yaitu roh dari suatu tempat yang mencari tumbal di sungai.