“Katanya tidak boleh menyaingi watu (batu) yang berbentuk seperti kelir yang ada di sebelah selatan dukuh ini,” jelasnya.
Sutopo salah satu pemerhati budaya mengatakan masih mendalami cerita penduduk berkaitan larangan pagelaran wayang kulit ini.
“Ini sebuah kearifan lokal yang masih dipertahankan. Saya yakin hal itu ada maksud baiknya, seperti larangan menebang pohon besar yang bermaksud melindungi mata air,” pungkasnya.
Baca juga: Ada Tumpang, Jenang Pecel, dan 5 Kuliner Enak di Boyolali yang Tak Boleh Dilewatkan
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Kampung di Kaki Gunung Merbabu Ini Punya Pantangan Unik, Dilarang Nanggap Wayang