"Ayahnya berkata, 'Putra kami memiliki Prader-Willi, kami lebih suka jika kamu tidak makan, karena itu bisa putra kami mengamuk karena dia tidak bisa makan dan dia selalu lapar'."
"Saya sendiri hampir mengamuk pada saat ini," ujar penumpang pria.
"Jadi saya menatap matanya dan berkata, 'Saya tidak peduli, terbanglah secara pribadi jika anda ingin mengendalikan lingkungan anda'."
Ketika pria tersebut mulai makan, ibu-ibu itu membentaknya dan mengatakan bahwa ia perlu dididik.
Pria itu menjawab bahwa dia tidak akan "membahayakan kesehatan dirinya sendiri" demi putra mereka, The Sun melaporkan.
Dia kemudian memposting ceritanya secara online setelah bertanya-tanya apakah sikapnya cukup simpatik.
Baca juga: Pria Tak Dikenal Acungkan Parang di Kereta yang Penuh Sesak, Lukai Penumpang Lain Tanpa Alasan
Baca juga: Syarat Terbang Penumpang Super Air Jet Rute Domestik per 18 Mei 2022
Sebagai informasi, Prader-Willi adalah kondisi genetik langka yang dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk napsu makan yang berlebihan, kelemahan yang disebabkan oleh otot yang lemah, kesulitan belajar, dan ledakan emosi.
Dan Harvey Price menderita sindrom tersebut.
Ibunya yang bernama Katie, telah mengkampanyekan kesadaran sejak dia masih kecil.
Dia terbuka tentang tantangan yang dihadapi keluarga sebagai akibat dari diagnosis Harvey, dan baru-baru ini merilis dokumenter BBC 'Katie Price: What Harvey Did Next.'
Beberapa dari mereka membalas cerita itu berpihak pada keluarga anak laki-laki itu.
Seseorang berkata: "Seorang anak dengan Sindrom Prader-Willi memiliki dorongan organik yang nyata, sangat sulit dikendalikan untuk makan, ini adalah penyakit yang sangat sulit untuk ditangani."
Yang lain menambahkan: "Saya merasa untuk keluarga karena saya yakin ini adalah kondisi yang sangat sulit untuk dikelola dan menyebabkan banyak stres."
Namun, tidak semua orang setuju dengan pembelaan tersebut.
Satu orang berkata: "Bahkan jika anda tidak menderita diabetes, orang tidak bisa datang ke ruang publik dan mendikte perilaku orang lain yang dapat diterima."