Tiga generasi (eyang-anak dan cucu) wajib belajar dan berjoget Ambyar.
Orang Jawa dan Indonesia memang jenaka dan kreatif - meski patah hati (ambyar) ekspresinya tetap ringan, kocak dan jenaka.
Itu yang membuat Indonesia manusiawi dan resilience (liat dan kuat).
Waktu bersama keluarga…priceless!" tulisnya bersama unggahan video joged dengan lagu Mendung Tanpo Udan.
Selai berkumpul, Sri Mulyani tak lupa nyekar ke makam kakek dan neneknya.
"Kumpul lebaran keluarga besar Satmoko di Semarang setelah dua tahun kita tidak berjumpa secara fisik akibat Pandemi Covid-19.
Mulai dengan mendoakan dan membaca Alfatehah dan surat Yasin - diikuti nyekar di makam eyang kakung dan putri Satmoko.
Untuk cucu-cucu saya, ini kesempatan berharga menceritakan dan mengenalkan kisah eyang-eyang buyutnya.
Saya selalu menyempatkan nyekar dan membaca Al Fatehah ke makam mbok Minah,
pengasuh di keluarga orang tua saya di Semarang - yang sepanjang hidup hingga meninggal dunia bersama keluarga kami.
Luar biasa jalinan kekeluargaan yang menjadi “treasure” dalam hidup kita." (tribunjateng/non)
Baca juga: 5 Bebek Goreng Enak di Surabaya Buat Menu Makan Malam, Dagingnya Gurih Empuk dan Sambalnya Nampol
Baca juga: Foto-Foto Tempat Wisata Berjubel saat Libur Lebaran Viral di Medsos, Ada Anyer hingga Nusa Penida
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul 4 Menu Wajib Lebaran Khas Semarang dan Potret Lebaran Menkeu Sri Mulyani di Kampung Halaman