TRIBUNTRAVEL.COM - Musim panas merupakan momen yang disambut baik oleh para wisatawan.
Namun, mungkin itu bukan kabar baik jika kamu berencana untuk melakukan perjalanan udara.
Seorang pilot telah mengungkapkan bahwa cuaca panas dapat menyebabkan penerbangan dibatalkan dalam kasus-kasus ekstrem.
Melansir laman The Sun, Senin (18/4/2022), semua pesawat memerlukan daya angkat untuk bisa terbang.
Baca juga: Kekacauan Penerbangan di Manchester, Bos Bandara Mengundurkan Diri
Daya angkat yang dimaksud adalah saat pesawat menggunakan tekanan udara untuk tetap di udara.
Selain itu, juga saat pesawat menyeimbangkan gaya gravitasi di bawah, gaya tarik dari belakang, dan gaya dorong untuk mendorong pesawat ke depan.
Namun, kerapatan udara menjadi jauh lebih tipis selama cuaca panas yang ekstrem, sehingga membuat pesawat lebih sulit lepas landas atau mendarat.
Artinya, suhu di tempat tujuan dan lokasi awal keberangkatan dapat menentukan apakah penerbangan dilanjutkan atau dibatalkan.
Baca juga: Gagal Mendarat Empat Kali, Penumpang Maskapai Marah dan Ingin Turun dari Pesawat
Kapten pesawat John Cox mengatakan, "Ada suhu maksimum yang terdaftar. Jika suhu melebihi daftar itu, penerbangan tidak dapat berangkat."
Cox menambahkan bahwa pada suhu yang sangat tinggi, jumlah muatan yang bisa dibawa oleh pesawat dapat dibatasi.
"Membongkar kargo atau menata ulang penumpang terkadang diperlukan karena udara panas tidak sepadat itu, sehingga mengurangi daya angkat yang tersedia," ungkap Cox.
Untungnya, pesawat dapat bekerja pada suhu tinggi dengan suhu mulai dari sekira 43 derajat celsius.
Pada tahun 2017, lebih dari 40 penerbangan dibatalkan di Phoenix, Arizona setelah suhu mencapai 48 derajat celsius.
Pesawat juga perlu mengatasi masalah cuaca panas ekstrem yang berdampak pada mesin kompleks pesawat.
Baca juga: Momen Mengerikan Terjadi di Pesawat, Sebuah Ponsel Mengeluarkan Asap dan Percikan Api
Dalam suhu panas yang tinggi, sistem pendingin udara di dalam pesawat dapat rusak, membuat perjalanan penumpang menjadi sangat tidak nyaman.