Gramlich mengatakan, "Kunjungan itu menjadi sedikit tambahan untuk membawa keajaiban dan kesenangan dalam hidup kita dengan semua yang terjadi di dunia saat ini."
"Itu menjadi sesuatu yang membuat kami terikat," tambahnya.
Pada bulan Januari tahun ini, Gramlich mengatakan dia punya ide, "Saya seperti, 'Mengapa kita tidak melakukan ini setiap bulan?'."
Ketika Gramlich dan saudara perempuannya mulai mengunjungi Disney World pada musim panas 2020, harga terendah untuk penerbangan pulang pergi adalah 25 dolar AS ($A33) atau sekira Rp 359 ribu dari Philadelphia ke Orlando.
"Itu lebih murah daripada bensin untuk perjalanan pulang pergi ke suatu tempat," kata Gramlich.
Biaya penerbangan akhirnya naik menjadi sekitar 50 dolar AS atau sekira Rp 717 ribu untuk perjalanan pulang pergi.
"Itu masih lebih murah daripada Uber atau Lyft dari bandara ke salah satu taman Disney World," kata Gramlich.
"Namun, karena harga bahan bakar telah meningkat, demikian juga biaya penerbangan," imbuhnya.
Untuk kunjungan April dia dan saudara perempuannya, penerbangan pulang pergi mereka masing-masing menghabiskan 150 dolar AS ($A200) atau sekira Rp 2,1 juta.
"Itu mengejutkan dibandingkan dengan apa yang telah kami bayarkan di masa lalu," kata Gramlich.
"Jadi kami harus menyesuaikan untuk memastikan kami bisa menutupi biaya itu," sambungnya.
Gramlich mengatakan dia merencanakan kunjungan bulanannya ke Disney berdasarkan kapan penerbangan termurah.
Selain itu, Gramlich menyumbangkan plasmanya (bagian cair dari darah tanpa sel darah) hingga dua kali seminggu, yang membantunya menutupi biaya penerbangan dan hotel.
Tergantung kapan dia pergi, Gramlich mengatakan dia menghasilkan antara 500 dolar AS atau sekira Rp 7,1 juta dan 1.000 dolar AS atau sekira Rp 14,3 juta per bulan, yang bervariasi berdasarkan berbagai faktor termasuk jika ada kekurangan di daerahnya.
Gramlich mengatakan kliniknya tidak membayar untuk plasmanya, tetapi mereka membayar untuk waktunya.
Menyumbang membutuhkan waktu sekitar 30 menit, dikalikan delapan kali sebulan.