TRIBUNTRAVEL.COM - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah mengumumkan sebuah penemuan baru.
Melalui Teleskop Luar Angkasa Hubble, NASA sukses mendeteksi cahaya bintang dari awal miliaran tahun pertama keberadaan alam semesta.
Menurut badan antariksa tersebut, cahaya yang terdeteksi oleh Teleskop Hubble menunjukkan bahwa bintang itu sangat jauh.
Sehingga, cahayanya membutuhkan waktu 12,9 miliar tahun untuk mencapai Bumi.
Baca juga: NASA Berencana Terbangkan Siapa Saja untuk Keliling Bulan Gratis, Tertarik?
Dengan istilah lain, cahaya yang tampak bagi kita sekarang seperti ketika alam semesta hanya 7 persen dari usianya saat ini.
Melansir laman Travel + Leisure, Kamis (31/3/2022), penemuan ini berhasil mengalahkan pemegang rekor sebelumnya, yakni bintang bernama Icarus yang terbentuk 9,4 miliar tahun lalu.
"Kami hampir tidak percaya pada awalnya, itu jauh lebih jauh daripada bintang sebelumnya yang paling jauh," kata astronom Brian Welch dari Universitas Johns Hopkins di Baltimore, penulis utama makalah.
Menurut catatan NASA, penemuan dibuat dari data yang dikumpulkan selama program RELICS (Reionization Lensing Cluster Survey) Teleskop Hubble.
Baca juga: Pertama Kalinya, Astronot NASA Berhasil Panen Cabai di Stasiun Luar Angkasa
Pengumpulan data dipimpin oleh rekan penulis Dan Coe di Space Telescope Science Institute (STScI).
"Biasanya pada jarak ini, seluruh galaksi terlihat seperti noda kecil, dengan cahaya dari jutaan bintang yang menyatu," ungkap Welch dalam pernyataannya.
"Galaksi yang menampung bintang ini telah diperbesar dan terdistorsi oleh lensa gravitasi menjadi bulan sabit panjang yang kami beri nama Busur Matahari Terbit," tambahnya.
Baca juga: Mengintip Misi Terbaru DART NASA, Sengaja Akan Menabrak Asteroid?
Tim dengan tepat menamai bintang itu Earendel, yang berarti "bintang pagi" dalam bahasa Inggris Kuno.
"Earendel ada begitu lama sehingga mungkin tidak memiliki semua bahan mentah yang sama seperti bintang-bintang di sekitar kita hari ini," kata Welch.
"Mempelajari Earendel akan menjadi jendela ke era alam semesta yang tidak kita kenal, tetapi itu mengarah pada semua yang kita ketahui.
Sepertinya kita telah membaca buku yang sangat menarik, tetapi kita mulai dengan bab kedua, dan sekarang kita akan memiliki kesempatan untuk melihat bagaimana semuanya dimulai," jelasnya.