Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Cerita Kusir Andong di Jogja Dapat Penumpang Jokowi dan Cucu, Sempat Ngobrol Ini dengan Presiden

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Andong berjejer menanti para wisatawan di depan Mirota Batik Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (1/7/2017).

Kusir kuda ini juga sempat diajak berbincang oleh Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi sempat bertanya kepada Saryanto tentang bagaimana kondisi wisata di Jogja, apakah sudah kembali normal atau masih terpuruk karena pandemi Covid-19.

"Nggih Pak, sampun ramai pun mulai wulan Desember (ya pak sudah ramai sejak bulan Desember)," jawab dia, kepada Jokowi, saat ditanya soal kondisi pariwisata di Yogyakarta.

Saryanto menunjukkan kuda dan andong yang sempat disewa Jokowi, Selasa (29/3/2022) (KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO)

Berapa Bayaran yang Diterima?

Ditanya hal demikian, Saryanto enggan membeberkan berapa sewa yang diberikan Jokowi kepadanya. 

Meski demikian, ia memastikan uang sewa dari Jokowi lebih dari sewa wisatawan pada umumnya.

Saryanto juga langsung menggunakan uang sewa yang didapat untuk kebutuhan sehari-hari seperti membeli sembako dan kebutuhan sekolah anaknya.

"Kalau Pak Jokowi kemarin ya lebih. Ada, istilahnya kami dikasih berapa, ya lebih lah. Ya untuk kebutuhan rumah tangga," ucap dia.

Bicara tentang profesinya sebagai kusir andong, Saryanto mengaku tidak terlalu saklek terkait dengan tarif sewa andong.

Baca juga: Makna di Balik Logo Pesawat Ryanair, Sempat Jadi Perdebatan dan Dikira Wanita Terbang

Baca juga: 5 Tempat Ngabuburit Seru di Jogja, Suasana Mirip Luar Negeri dengan Landmark Ikonik

Ia mengatakan tak tega jika ada anak-anak ingin naik andong, tetapi uang yang dimiliki orangtua kurang untuk membayar sewa andong miliknya.

"Kalau lihat anak-anak sampai nangis itu enggak tega, karena saya pernah mengalami rasanya tidak bisa memenuhi keinginan anak. Rasanya enggak enak," ucap dia.

"Misalnya, kalau tarif Rp 100.000 lalu uangnya kurang, saya cuma ngomong punyanya berapa. Kalau adanya cuma Rp 60.000, ya tetap saya angkut," ungkap dia.

Kini harapannya sebagai pelaku wisata di Yogyakarta cukup sederhana.

Dia dan rekan-rekan seprofesinya berharap kondisi pandemi segera selesai dan virus corona hilang.

Pasalnya selama pandemi ini, wisata di Kota Yogyakarta sangat terdampak, bahkan hal itu membuat dirinya sempat banting setir menjadi buruh bangunan.

Halaman
123