Vucic telah mengklaim bahwa ada 'perburuan penyihir' yang sedang berlangsung terhadap negaranya.
Dia juga mengungkapkan kekecewaannya pada negara-negara Barat karena tidak menekan Turki seperti yang dilakukan pada Serbia.
Ia mengatakan bahwa maskapai penerbangan di Turki mengoperasikan penerbangan 30 kali lebih banyak ke Moskow daripada yang dilakukan Air Serbia.
Namun, ia tidak membahas fakta bahwa peningkatan kapasitas kursi Air Serbia ke Moskow beberapa kali lebih besar daripada peningkatan kapasitas kursi yang ditawarkan oleh Turkish Airlines.
Baca juga: Ribuan Turis Rusia Terlantar di Thailand setelah Penerbangan Ditangguhkan
Air Serbia sendiri juga menghadapi tekanan lain.
Maskapai itu dua kali menjadi korban ancaman bom palsu dalam penerbangannya ke Moskow minggu ini.
Tiga hari lalu, penerbangan JU652 harus kembali ke Beograd dalam perjalanan ke Moskow setelah ancaman bom dikirim melalui email.
Pada Senin (14/3/2022), penerbangan yang sama kembali ke Beograd dalam perjalanan ke Moskow mendapat ancaman bom sekali lagi.
(TribunTravel.com/Sinta)
Baca juga: 144 WNI Berhasil Dipulangkan ke Indonesia dari Ukraina
Baca juga: 18 Fakta Unik Belarusia, Negara Pecahan Uni Soviet Seperti Rusia dan Ukraina