Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Inggris Sita Jet Pribadi yang Diduga Milik Milyader Rusia, Harga Unitnya Capai Rp 800 Milyar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Jet pribadi

TRIBUNTRAVEL.COM - Pemerintah Inggris kini semakin memperketat wilayah penerbangannya sejak adanya invasi antara Ukraina dan Rusia.

Pihaknya bahkan tak segan-segan memberi sanksi berat bagi siapa saja yang melanggar ketetapan tersebut.

Hal ini dapat dilihat pada kasus beberapa waktu lalu setelah Uni Eropa dan Inggris menutup wilayah udara mereka.

Diketahui beberapa waktu yang lalu, Inggris menyita sebuah jet pribadi yang diduga milik seorang milyader asal Rusia.

Melansir laman Robb Report, Minggu (13/2/2022) jet tersebut rupanya milik Eugene Shvidler yang merupakan seorang pengusaha minyak.

Jet pribadi miliknya disita di sebuah bandara di Hampshire karena diduga masih terkait dengan oligarki Rusia.

Ilustrasi jet pribadi (Pixabay/ Dmitry Potashkin)

Jet pribadi dengan unit Bombardier Global 6500 tiba di bandara Farnborough dari New Jersey pada Jumat, (4/3/2022).

Ia lantas ditahan atas perintah Menteri Transportasi Inggris, Grant Shapps, hanya beberapa jam sebelum dijadwalkan terbang ke Dubai pada Selasa, (8/3/2022).

Melalui berbagai langkah baru, pihak Grant Shapps mengumumkan bahwa mereka memberi Otoritas Penerbangan Sipil Inggris kekuatan untuk menahan pesawat yang dicurigai memiliki hubungan dengan Rusia.

Selain itu, kini pesawat yang dimiliki atau disewa oleh warga negara Rusia untuk memasuki wilayah udara Inggris juga termasuk pelanggaran pidana.

Baca juga: Penerbangan Ditangguhkan, 900 Turis Rusia Dievakuasi dari Kuba dengan Pesawat Charter

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Bisa Mengakibatkan Perang di Luar Angkasa, Ini Alasannya

TONTON JUGA:

Shapps mengatakan, jet baru yang harganya mencapai 56 juta dollar AS atau setara Rp 800 miliar itu telah ditahan saat penyelidikan terkait dengan Shvidler sedang dilakukan.

Sekretaris transportasi juga mencabut izin maskapai asing dari jet pribadi untuk menghentikannya membawa penumpang secara legal.

Pihaknya bahkan tak segan mengeluarkan pembatasan perintah terbang untuk mengandangkan pesawat.

Shvidler sendiri hingga saat ini masih belum mendapat sanksi pribadi dari pemerintah Inggris pada tahap apa pun.

Halaman
12