TRIBUNTRAVEL.COM - McDonald's akan menutup sementara 847 restorannya di Rusia termasuk yang berlokasi di Pushkin Square, yang gerai McDonald's paling ikonik di Rusia.
Hal ini diungkapkan pihak McDonald's pada Selasa (8/3/2022) setelah invasi Moskow ke Ukraina .
Penutupan restoran McDonald's juga mengingatkan kita pada kejadian bersejarah di Rusia, yaitu lokasi pertama McDonald's dibuka tahun 1990 di pusat kota Moskow, yang menjadi simbol kapitalisme Amerika setelah Uni Soviet jatuh.
Dikutip TribunTravel dari laman Channel News Asia, Rabu (9/3/2022), "kami tidak bisa memprediksi kapan buka kembali di Rusia," kata CEO McDonald's, Chris Kempczinski, dalam email ke seluruh perusahaan pada hari Selasa (8/3/2022) dan diposting di situs web resmi perusahaan.
"Kami mengalami masalah pasokan bahan baku dan dampak operasional lainnya. Kami juga akan memantau situasi kemanusiaan dengan cermat," lanjutnya.
Menurut Paul Musgrave, seorang profesor ilmu politik Universitas Massachusetts mengatakan, penutupan McDonald's juga menunjukkan sanksi Barat yang cepat dan luas terhadap Rusia.
Ditambahkan Jeffrey Sonnenfeld, seorang profesor di Yale School of Management yang mengamati sikap perusahaan besar di Rusia, "saya paham ini adalah situasi yang rumit, dan saya senang mereka membuat keputusan yang tepat. Ini adalah dampak yang sangat penting, simbolis sekaligus substantif."
Baca juga: Punya Sajian Burger Terenak di Dunia, Corner House Bali Wajib Dikunjungi
Baca juga: Burger Terenak di Dunia Hadir di Jakarta, Simak Menu dan Lokasi Cabangnya
Dari hampir 850 gerai McDonald's Rusia, 84 persen dimiliki oleh perusahaan induk.
Sisanya dioperasikan oleh franchisee Rosinter Restaurants Holding yang berbasis di Moskow.
Karena McDonald's memiliki banyak lokasi di Rusia, McDonald's memiliki lebih banyak akses dalam penutupan operasional.
Namun, hal ini mungkin tidak mudah bagi rantai makanan cepat saji lainnya di Rusia, termasuk KFC dan Pizza Hut dari Yum Brands, Burger King dari Restaurant Brands International, Subway, Papa John's, Starbucks, dan Domino's Pizza.
Baca juga: Viral Video Tikus Menyeret Kotak Burger Big Mac Melintasi Jalan yang Sibuk
Baca juga: Seorang Wanita Menuntut McDonalds Gara-gara Iklan Burger yang Membuatnya Batal Puasa
Perusahaan makanan cepat saji di Rusia hampir seluruhnya dijalankan oleh operator independen dan tunduk pada perjanjian waralaba internasional yang rumit.
Misalnya, pemilik Burger King, Restaurant Brands, pada hari Selasa (8/3) mengatakan kepada Reuters, karena Burger King "dalah bisnis yang berdiri sendiri yang dimiliki dan dioperasikan oleh pewaralaba di Rusia, maka perusahaan tersebut memiliki perjanjian hukum lama yang tidak mudah diubah di masa depan.
Beberapa waralaba makanan cepat saji di Rusia bahkan tidak berbasis di Rusia, seperti DP Eurasia yang berbasis di Belanda, yang menjalankan restoran Domino di Rusia, di Turki, Azerbaijan, serta Georgia. (TribunTravel.com/Tyas)
Baca juga: McD Jepang Krisis French Fries, 3 Pesawat Diterbangkan Khusus Angkut Kentang dari AS
Baca juga: BTS Meal Tak Rilis di Jepang, Jerome Polin Review McD x Pikachu