Zona larangan terbang ini dibuat dalam upaya mencegah serangan Saddam Hussein terhadap populasi Muslim Kurdi dan Syiah.
Ini diberlakukan oleh Inggris, AS, dan Prancis.
PBB juga diketahui telah memberlakukan zona larangan terbang di masa lalu, sekali di Bosnia pada tahun 1992, dan sekali di Libya pada tahun 2011, ketika jet RAF Inggris termasuk di antaranya yang terlibat dalam menegakkan aturan.
Mengapa Inggris dan AS menolak seruan Zelenskyy untuk zona larangan terbang?
Singkatnya, jawaban atas pertanyaan ini adalah karena hal itu bisa membuat pasukan Barat yang menegakkan zona tersebut berisiko ditembak jatuh oleh pesawat Rusia.
Hal ini bisa memicu perang langsung antara negara-negara NATO dan Rusia.
Sementara AS telah menolak seruan untuk menegakkan zona larangan terbang karena dapat menyebabkan konflik langsung antara Amerika Serikat dan Rusia.
Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan Presiden Joe Biden dengan tegas tidak berniat mengirim pasukan AS untuk berperang dengan Rusia.
Dalam sebuah pernyataan kepada Axios, Zelenskyy dengan sangat yakin menyatakan bahwa zona larangan terbang akan membantu Ukraina 'mengalahkan agresor dengan lebih sedikit pertumpahan darah.
Meskipun AS dan Inggris tidak mengirim bantuan jet tempur, angkatan udara Ukraina saat ini masih beroperasi dan terus melakukan misi pertahanan. (TribunTravel.com/Tyas)
Baca juga: Ini Alasan Nama Ibukota Ukraina Sekarang Disebut Kyiv, Bukan Kiev
Baca juga: 5 Fakta Unik Bencana Nuklir Chernobyl Ukraina, Sempat jadi Tujuan Wisata Horror di Dunia