Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Sejarah, Makna dan Tradisi Cap Go Meh yang Menjadi Puncak Perayaan Imlek

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cap Go Meh Bogor

TRIBUNTRAVEL.COM - Cap Go Meh masih menjadi rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek 2573.

Lalu seperti apa sejarah hingga tujuan perayaan Cap Go Meh?

Dikutip dari Bobo, Cap Go Meh merupakan kata dalam Bahasa Hokkian yaitu 'Cap' berarti sepuluh, 'Go' berarti lima, dan 'Meh' yang memiliki arti 'malam'.

Dari arti tersebut, perayaan Cap Go Meh dilangsungkan pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek dalam kalender Tionghoa.

Di Tiongkok,  festival Cap Go Meh disebut Yuan Xiao atau Shang Yuan.

Dalam bahasa Inggris, festival setelah Imlek ini juga dikenal dengan nama Lantern Festival atau Festival Lampion.

Sejarah Perayaan Cap Go Meh

Perayaan Cap Go Meh sendiri diperkirakan telah ada sejak 2.000 tahun yang lalu, yaitu pada zaman Dinasti Han di China.

Dalam masa pemerintahan Dinasti Han, biksu Budha diharuskan membawa lentera untuk ritual.

Lentera tersebut akan diterbangkan sebagai simbol melepas nasib buruk di masa lalu, dan menyambut nasib baik di masa depan.

Maka dari itu, setiap perayaan Cap Go Meh, dapat ditemui banyak sekali hiasan lentera merah.

Kadang-kadang, terdapat tempat perayaan Cap Go Meh yang melepaskan lentera bersama-sama.

Tradisi Cap Go Meh

Dilansir kompas.com, berbagai tradisi mengiringi perayaan malam puncak Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh.

Secara umum, Tradisi Cap Go Meh dimulai dari memasak hidangan khas seperti kue keranjang atau ti kwe.

Hidangan serupa dodol china ini disantap bersama keluarga saat perayaan Imlek.

Selain itu, berbagai pertunjukkan digelar selama puncak perayaan.

Masyarakat akan menggelar arak-arakan Toapekong, yakni patung dewa-dewi yang berada di kelenteng ke jalan untuk menolak bala di jalan yang dilaluinya.

Toapekong diarak dengan pertunjukkan singa Barongsai dan naga Liong.

Ada juga atraksi yang menyeramkan seperti Tatung yang sering digelar di Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

Tujuan Perayaan Cap Go Meh

Dalam kepercayaan orang Tionghoa, ada beberapa hal yang dilarang untuk dilakukan selama Tahun Baru Imlek.

Beberapa hal yang dilarang ini dipercaya bisa menghilangkan keberuntungan atau membawa nasib buruk, seperti membersihkan atau menyapu rumah saat tahun baru Imlek, memotong rambut, dan yang lainnya.

Saat Cap Go Meh, larangan untuk hal-hal di atas akan berakhir.

Ini karena tujuan perayaan Cap Go Meh merupakan penanda berakhirnya perayaan Imlek.

Makanan Khas Cap Go Meh

Lontong Cap Go Meh merupakan masakan peranakan, yang berasal dari masakan China dan Jawa.

Menurut pemerhati budaya Tionghoa, Agni Malagina, lontong Cap Go Meh ini ditemukan di sekitar wilayah pesisir Jawa.

Saat ini, lontong Cap Go Meh juga bisa dinikmati sepanjang tahun, karena ada banyak restoran yang menyajikannya.

Ada beberapa sejarah tentang bagaimana kisah awal lontong Cap Go Meh ini.

Yang pertama, ada yang mengisahkan jika imigran Tiongkok pada abad ke-14 di Indonesia, menikah dengan perempuan Jawa.

Dari pernikahan Tiongkok-Jawa inilah yang membuat terciptanya budaya Peranakan Tionghoa-Jawa.

Nah, di Tiongkok, orang-orang merayakan Tahun Baru Imlek dengan hidangan kue beras atau yuan xiao.

Kue beras inipun digantikan dengan lontong, yang juga dibuat dari beras dan disajikan dengan masakan Jawa.

Baca juga: Resep Ayam Woku Khas Manado yang Kaya Rempah, Cocok Buat Menu Makan Siang

Baca juga: 5 Hidangan Populer di Singkawang, Cocok Dinikmati saat Perayaan Cap Go Meh

Baca juga: Perayaan Pesta Rakyat Cap Go Meh 2022 di Bogor Berlangsung Secara Daring

Baca juga: 5 Fakta Menarik Perayaan Cap Go Meh di Singkawang, Pawai Tatung hingga Festival Lampion

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul KETAHUI SEJARAH Perayaan Cap Go Meh Hingga Makanan Khas Cap Go Meh