Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Gunung Api Bawah Laut Hunga Tonga Meletus, Warga Lihat Letusan Dahsyat hingga Rumah Bergetar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abu naik ke udara setelah letusan gunung berapi bawah laut yang kuat di Pasifik Selatan

TRIBUNTRAVEL.COM - Letusan gunung berapi bawah laut raksasa, Hunga Tonga-Hunga Ha'apai di Pasifik telah memicu gelombang Tsunami di Tonga, Kerajaan Tonga.

Sebelumnya, peringatan Tsunami muncul  di beberapa negara akibat letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai, termasuk Tonga dan Selandia Baru pada Sabtu (15/1/2022).

Dilansir BBC, di Tonga, gelombang Tsunami menyapu wilayah pesisir dan menerjang beberapa rumah.

Ibu kota Tonga, Nuku’alofa terletak hanya 65 kilometer di sebelah utara gunung berapi tersebut.

Letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Haapai terdengar hingga Pasifik Selatan, Selandia Baru, dan Australia.

Pemerintah Tonga sebelumnya sempat memberi peringatan Tsunami kedua dalam dua hari usai letusan gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai.

Namun, peringatan itu sudah dicabut sekitar tengah hari ini.

"Kami tinggal di Kolomotu'a dekat laut jadi kami sudah pergi. Kami berada di mobil dan macet setiap jalan. Mohon doakan kami dan keselamatan kami," ujar salah satu warga Tonga di Twitter.

Polisi dan otoritas setempat telah menyarankan semua warga untuk mengevakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi.

 

Ada pula laporan sirene berdering di Nukualofa.

Finau Fonua dari RNZ Pacific mengatakan Tonga saat ini dalam kondisi gelap, abu berjatuhan, dan orang-orang dapat melihat kilat di awan yang tertutup abu.

Sementara seorang warga Tonga di Pasifik Selatan, Mere Taufa, menuturkan, dirinya sedang bersiap makan malam ketika erupsi terjadi.

Taufa menyebut erupsi gunung Hunga Tonga-Hunga Ha'apai itu sangat dahsyat hingga membuat rumahnya bergetar.

"Itu sangat besar, tanah bergetar, rumah kami bergetar. Itu terasa bertahap, adik laki-laki saya mengira ada bom meledak di dekat kami," tutur Taufa seperti dilansir media Selandia Baru, Stuff.co.nz.

"Insting pertama saya adalah berlindung di bawah meja. Saya meraih adik perempuan saya, dan berteriak kepada orang tua saya dan orang-orang lainnya di dalam rumah untuk melakukan hal yang sama," imbuhnya.

Halaman
12