Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Rekomendasi Kuliner

Sate Ayam Legendaris di Ponorogo, Jualan Sejak 1970-an hingga Pernah Diundang ke Istana Negara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sate Ponorogo H. Tukri Sobikun, kuliner legendaris di Ponorogo.

TRIBUNTRAVEL.COM - Mendengar kata Ponorogo, tentu sangat lekat dengan sajian sate ayam yang lezat.

Sate ayam memang menjadi salah satu kuliner paling populer yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur.

Jika ingin mencobanya, salah satu kedai yang bisa kamu kunjungi adalah Sate Ponorogo H. Tukri Sobikun.

Sate Ponorogo H. Tukri Sobikun memang sudah cukup populer.

Baca juga: Mencicipi Kuliner Legendaris di Bogor, Soto Kuning Pak Yusup yang Eksis Sejak 1992

Bahkan, kedai ini juga terbilang legendaris lantaran eksis hingga puluhan tahun.

Suroto, selaku pemilik, mengatakan bahwa Sate Ponorogo H. Tukri Sobikun sudah ada sejak tahun 1970-an.

Sate Ponorogo H. Tukri Sobikun (Youtube/Evan Media)

Suroto mengatakan bahwa ia merupakan generasi penerus ke-3 yang dipercaya untuk melanjutkan usaha kuliner Sate Ponorogo H. Tukri Sobikun.

"Awalnya yang jualan Pak Sobikun dari tahun 1970-an," kata Suroto dalam video yang diunggah oleh akun Youtube Evan Media.

Baca juga: Sate Kuda Ringas, Kuliner Legendaris dan Unik di Sukoharjo, Dipercaya Punya Khasiat Kesehatan

"Kemudian diteruskan generasi kedua yaitu Pak Tukri, lalu saya generasi ketiga," tambahnya.

Menurut penuturan Suroto, awal merintis usaha Pak Sobikun berjualan sate hanya di trotoar jalan.

Usahanya mulai berkembang sejak generasi kedua yang dikelola oleh Pak Tukri.

Sate Ponorogo H. Tukri Sobikun (Youtube/Evan Media)

"Mulai berkembang dari generasi kedua, Sudah mulai menerima pesanan, tapi belum punya kedai," ungkap Suroto.

"Bahkan Pak Tukri pernah diundang ke istana negara juga," imbuhnya.

Barulah pada saat dikelola Suroto, ia berinisiatif untuk mendirikan sebuah kedai kecil.

Baca juga: Nasi Kuning Selamat Pagi Eksis Sejak Tahun 1942, Tempat Sarapan Legendaris di Manado

Suroto menjelaskan bahwa dulunya kedai yang ia dirikan hanya seluas 4 meter persegi saja.

Halaman
12