TRIBUNTRAVEL.COM - Museum Sumpah Pemuda menjadi tempat yang sering dibahas saat tiba peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Selain menjadi saksi sejarah, Museum Sumpah Pemuda juga menyimpan sederet fakta menarik.
Sebelum menjadi museum, dulunya tempat ini merupakan kost-kostan mahasiswa.
Museum Sumpah Pemuda lokasinya di Jalan Kramat Raya No.106, RT.2/RW.9, Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut fakta unik terkait Museum Sumpah Pemuda yang menarik disimak.
1. Kost-kostan Mahasiswa
Pada awalnya Museum Sumpah Pemuda adalah rumah yang disewa oleh kumpulan pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (Stovia).
Para pelajar tersebut sebenarnya tinggal di bangunan yang lebih kecil, yakni di Gedung Kwitang No 3 dengan biaya sewa sekitar f.7,50 per bulan.
Rumah yang juga sering disebut dengan Gedung Kramat 106 tersebut pada tahun 1908 disewa dari sang pemiliknya Sie Kong Liong.
2. Menjadi Populer dan Sering Digunakan untuk Rapat
Melansir laman resmi Museum Sumpah Pemuda, Gedung Kramat 106 tersebut semakin sering menjadi tempat rapat para pemuda.
Pemuda yang mengadakan rapat di tempat ini dari berbagai organisasi pergerakan dan bahkan bersifat kedaerahan seperti Jong Java.
Hingga akhirnya pada 28 Oktober 1928 lahirlah naskah Sumpah Pemuda yang kita kenal sampai saat ini.
3. Tempat Ketiga Sebelum Lahir Naskah Sumpah Pemuda
Gedung Indonesisch Huis Kramat yang sekarang menjadi Museum Sumpah Pemuda adalah tempat ketiga para pemuda mengadakan rapat sebelum lahir naskah dan pendeklarasian Sumpah Pemuda.
Kemudian rapat kedua dilanjutkan di Gedung Oost-Java Bioscoop yang terletak di Jalan Merdeka Utara, tidak jauh dari Mahkamah Agung dan Istana Negara.
Rapat ketiga berlangsung di Gedung Indonesisch Huis Kramat yang sekarang menjadi Museum Sumpah Pemuda.
4. Menyimpan Biola Asli milik W.R Supratman
Pada saat Kongres Sumpah Pemuda Ketiga, saat itu pertama kalinya W.R Supratman memainkan lagu Indonesia Raya dengan menggunakan biolanya.
Di Museum Sumpah Pemuda, kamu akan menjumpai biola asli milik W.R Supratman yang dimainkan saat kongres ketiga tersebut.
Biola itu dipajang di rak kaca yang berada di sebelah kiri museum.
5. Dipugar dan Menjadi Museum Sumpah Pemuda
Menjadi saksi sejarah penting kepemudaan Indonesia, gedung yang awalnya menjadi kost-kostan tersebut diambil alih oleh Pemda DKI Jakarta.
Kemudian dilakukan pemugaran pemerintah pada 3 April hingga 20 Mei 1973.
Pada 20 Mei 1973 tempat tersebut diresmikan menjadi Museum Sumpah Pemuda oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin (TribunTravel.com/Gih)
Baca juga: Aturan Ganjil Genap Terbaru Taman Margasatwa Ragunan, Simak Jadwalnya
Baca juga: Intip Foto-foto Serunya Berkunjung ke Katong, Destinasi Wisata Menarik di Singapura
Baca juga: Harga Tiket Masuk 5 Museum Bersejarah di Jogja untuk Peringati Hari Sumpah Pemuda
Baca juga: Promo Sumpah Pemuda, Nirvana Valley Resort Bagi-bagi Diskon Penginapan 28 Persen