2. Jerman
Otoritas Kesehatan Jerman telah mempraktikkan vaksinasi campuran dalam beberapa waktu.
Bahkan Kanselir Jerman, Angela Merkel, divaksinasi dengan AstraZeneca untuk dosis pertama dan kemudian Moderna untuk dosis kedua.
Negara ini tidak hanya mengakui vaksinasi campuran, tetapi juga merekomendasikannya.
Menurut Komite Tetap Vaksinasi Jerman (STIKO), orang yang suntikan vaksin pertamanya adalah Oxford-AstraZeneca harus divaksinasi dengan vaksin mRNA untuk suntikan kedua, yaitu vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna.
STIKO mengatakan bahwa kombinasi itu menghasilkan perlindungan yang lebih unggul terhadap virus.
3. Italia
Sejak pertengahan Juni, Badan Obat Italia (Aifa) telah mengakui vaksin campuran sebagai vaksinasi penuh.
Pengakuan tersebut menyusul keputusan Aifa untuk mengesahkan kombinasi vaksin Covid-19 untuk orang di bawah 60 tahun karena AstraZeneca terbatas untuk digunakan.
Baca juga: Arab Saudi Akhirnya Akui Vaksin Sinovac dan Sinopharm, Kini Ada 6 Vaksin yang Berlaku
4. Prancis
Sejak Maret, Prancis telah mengakui vaksin campuran sebagai imunisasi lengkap setelah keluhan disuarakan atas vaksin AstraZeneca.
Namun, wisatawan harus divaksinasi dengan kombinasi vaksin resmi EMA untuk memasuki Prancis.
Baca juga: 7 Vaksin Covid-19 yang Diakui WHO, Mana yang Banyak Diterima untuk Perjalanan Internasional?
5. Spanyol
Seperti Otoritas Kesehatan Denmark, sebuah penelitian yang dilakukan di Spanyol dengan lebih dari 600 peserta pada Mei mengungkapkan bahwa divaksinasi dengan AstraZeneca dan kemudian Pfizer lebih efektif daripada divaksinasi dengan vaksin yang sama.
Kesimpulannya, negara tersebut mengakui vaksinasi silang sebagai bukti kekebalan yang sah bagi mereka yang ingin memasuki wilayahnya.