TRIBUNTRAVEL.COM - SpaceX baru saja mengirim pasokan barang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Pengiriman diluncurkan pada hari Minggu (29/8/2021) dengan muatan sebesar 4.800 pon.
Melansir laman Insider, Rabu (1/9/2021), proses pengiriman dilakukan dengan sebuah pesawat ruang angkasa yang diberi nama Kapsul Dragon.
Saat meluncur ke ISS, Kapsul Dragon membawa beragam muatan, termasuk alpukat, es krim, semut, dan robotic arm.
Baca juga: Putra Konglomerat ke Luar Angkasa Bareng Jeff Bezos, Jadi Astronot Termuda di Usia 18 Tahun
Pengiriman tersebut menandai peluncuran pasokan ke-23 SpaceX untuk NASA.
Dalam muatan kiriman, termasuk pasokan makanan untuk tujuh astronot yang kini ada di ISS.
Di antaranya adalah Mark Vande Hei, Megan McArthur, dan Shane Kimbrough dari Amerika Serikat; Oleg Novitskiy dan Pyotr Dubrov dari Rusia; Akihiko Hoshide dari Jepang dan Thomas Pesquet dari Prancis.
Vande Hei, Novitskiy, dan Dubrov telah berada di luar angkasa selama 143 hari, sementara McArthur, Kimbrough, Pesquet, dan Hoshide telah berada di sana selama 129 hari.
Mereka bertugas melakukan sejumlah penelitian di ISS, termasuk ekperimen tentang cara menanam makanan di luar angkasa.
Baca juga: Pecahkan Rekor, Pria 18 Tahun Bakal Jadi Orang Termuda yang Terbang ke Luar Angkasa
Baca juga: Reality Show Ini Beri Hadiah Perjalanan ke Luar Angkasa, Tertarik?
Banyak material yang diangkut SpaceX untuk keperluan penelitian.
Mereka mengirim semut, udang air asin, dan bibit untuk digunakan dalam eksperimen di ISS.
Salah satu eksperimen dirancang untuk mempelajari bagaimana tomat dan tanaman lain tumbuh di lingkungan tanpa grvitasi.
Sementara astronot akan menggunakan semut untuk mempelajari perilaku terowongan serangga di luar angkasa.
Baca juga: Tiket Penerbangan ke Luar Angkasa 2024 Sudah Bisa Dipesan, Tarifnya Rp 1,8 Miliar
Di sisi lain, mereka akan mempelajari udang air asin untuk melihat apakah koloni krustasea pada akhirnya dapat tumbuh di luar angkasa untuk menyediakan protein segar bagi para astronot.
Para astronot juga dirancang untuk menggunakan robotic arm produksi Gitai, startup asal Jepang, untuk perbaikan dan pekerjaan kasar selama di ISS.
Baca tanpa iklan