Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Arkeolog Temukan Arena Gladiator Romawi di Turki, Tempat Turis Bertaruh Pada Pertunjukan Berdarah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terletak di zona gempa, Mastaura dibangun oleh banyak budaya selama berabad-abad

Para peneliti juga mencatat banyak kesamaan dengan Colosseum di Roma, yang dibangun pada tahun 70 M dan berukuran sekitar dua kali ukuran amfiteater di Mastaura.

Meskipun ada arena gladiator Romawi lainnya yang telah ditemukan di Turki , tidak ada yang terpelihara dengan baik seperti ini, yang masih mempertahankan bentuk lingkarannya yang utuh.

Arena interior berukuran 131 kaki kali 98 kaki, dengan diameter keseluruhan lebih dari 300 kaki, dan termasuk deretan kursi, ruang tunggu untuk gladiator, dan bahkan ruang hiburan pribadi untuk penggemar elit .

“Ini mungkin satu-satunya arena yang dilestarikan secara keseluruhan di Turki,” kata Tuncer.

Tetapi wilayah Mastaura dikenal sebagai zona gempa, dan para arkeolog memperkirakan bahwa sekitar 80 persen kota telah terkubur seiring waktu.

Khususnya, tim juga menemukan bangunan,kuburan, dan sisa-sisa empat waduk di daerah tersebut.

Akkurnaz menjelaskan bahwa dia dan rekan-rekannya yakin bahwa ada beberapa pemukiman yang belum ditemukan, dan Mastaura berfungsi sebagai pusat dari desa-desa pedesaan di sekitarnya.

Baca juga: Intip Gaya Cassandra Lee saat Liburan di Turki, Tampil Anggun dengan Gaun Putih

Arkeolog sedang berupaya melakukan pelestarian situs dan pemindaian 3D dari struktur tersebut. (Turkey Culture and Tourism)

Arena, sementara itu, tetap utuh.

“Ini kokoh, seolah baru saja dibangun,” kata Akkurnaz dan Tuncer, termasuk “beberapa deretan kursi, arena pertarungan gladiator, dan dinding pendukung di luar gedung.”

Di sinilah, di dalam arena, penonton dari seluruh wilayah duduk di kursi setinggi 82 kaki — dan mempertaruhkan kekayaan mereka pada pertempuran berdarah yang menyaksikan gladiator terbunuh dan hewan liar mengaum.

Pada akhirnya, para arkeolog berharap untuk memperbaiki retakan di dinding bangunan untuk melakukan penggalian lebih lanjut dan berencana untuk memindai seluruh struktur dengan laser untuk membuat gambar 3D arena untuk “memahami seperti apa bagian bawah tanah bangunan itu. ”

Mereka sekarang bekerja dengan Museum Arkeologi Aydin dan Kota Nazilli untuk melestarikan struktur dan berharap pekerjaan selesai pada Mei 2022.

Ambar Purwaningrum/TribunTravel