Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Uniknya Wisata Kuliner di Pasar Mbrumbung Rembang, Beli Makanan Bayar Pakai Koin Kayu

Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasar Mbrumbung di Desa Banggi, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Koin yang berlaku di kedua pasar pun berbeda. 

Di Pasar Mbrumbung 1 koin berbentuk bundar, sementara di Pasar Mbrumbung 2 berbentuk persegi panjang. 

Keduanya berbahan kayu dan memiliki ragam pecahan yang sama, yakni 1 yang setara dengan Rp 1.000, 2 yang setara Rp 2.000, 5 setara Rp 5.000, dan 10 setara Rp 10.000.

Di kedua pasar, terdapat pagelaran (panggung pertunjukan) yang dimanfaatkan untuk penampilan hiburan maupun seremoni.

“Ini menurut saya menarik. Terutama pasar domestik, untuk saat ini. Ini kan makanan produk lokal yang jarang ditemui wisatawan. Jadi para turis domestik kami harapkan bisa menggerakkan roda ekonomi UMKM,” ucap Penasihat Dewan Pengurus Daerah (DPD) Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Edwin Ismedi Himna.

Dia menyebut, jenis makanan yang ditawarkan di sini sangat bervariasi sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung.

Pasar Mbrumbung (Tangkap layar video Tribun Jateng)

Sementara itu, Sarjani, Ketua Pengelola Desa Wisata Banggi, menjelaskan bahwa Pasar Mbrumbung berdiri sejak Desember 2018.

Pendiriannya dilatarbelakangi semangat pemuda setempat untuk menjadikan desa mereka mandiri secara ekonomi.

“Melihat perekonomian masyarakat masih banyak yang miskin, kami mencoba berusaha meningkatkan perekonomian dengan cara membangun pasar kuliner berkonsep tradisional, sekaligus menguri-uri kebudayaan jawa,” tutur dia.

Sarjani menyebut, di Pasar Mbrumbung 1 terdapat 47 stan. 

Sementara di Pasar Mbrumbung 2 terdapat 27 stan. 

Total jenis kudapan yang ditawarkan di puluhan stan tersebut mencapai sekira 200.

Karena itu, dia berani menyebut Pasar Mbrumbung sebagai pusat kuliner terbesar di Rembang.

“Di semua stan yang berjualan warga desa setempat. Tidak boleh dari luar desa. Karena kami berbasis pemberdayaan masyarakat. Dari masyarakat untuk masyarakat. Modalnya pun dari masyarakat,” ungkap dia.

Baca juga: Waktu Terbaik Liburan ke Lasem, Destinasi Wisata di Rembang yang Dijuluki China Kecil

Sarjani menuturkan, setelah beroperasinya Pasar Mbrumbung, perekonomian warga berangsur membaik.

Halaman
123