Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Fenomena Bun Upas di Dieng Muncul saat PPKM Darurat, Wisatawan Tak Bisa Lihat Langsung

Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Objek wisata Candi Arjuna Dieng diselimuti bun upas atau embun es, Rabu (7/7/2021).

Fenomena bun upas yang terjadi pada musim kemarau merupakan salah satu daya pikat bagi wisatawan untuk berkunjung.

Pada 25 Juli 2020, tercatat wisatawan yang berkunjung ke Dieng untuk menikmati hamparan embun es mencapai 1.200 orang dalam sehari.

Baca juga: 4 Hotel Murah Dekat Kawasan Dieng Wonosobo, Fasilitas Lengkap dan Cocok Buat Liburan Akhir Pekan

Namun, pada momen embun es tahun ini, Uut mengatakan, area wisata Dieng tertutup untuk wisatawan.

"Untuk obyek (wisata) tutup, meskipun embun upas mulai muncul lagi. Karena masa PPKM, wisatawan untuk menunda berkunjung ke Dieng," kata dia. 

Uut mengatakan, pembukaan obyek wisata Dieng masih akan menunggu keputusan dari pihak yang berwenang.

"Terkait hal tersebut, kami pelaksana di lapangan menunggu ketentuan," lanjutnya.

Bun upas di mata warga lokal

Tidak hanya indah dipandang, ternyata embun es yang terjadi di Dieng juga memengaruhi aktivitas pertanian masyarakat, terutama pada tanaman kentang.

"Kalau untuk petani, memang kalau terjadi berulang kali (embun es) akan berpengaruh terhadap tanaman, khususnya kentang," kata Uut, seperti diberitakan Kompas.com.

Dataran tinggi Dieng, khususnya di kawasan Candi Arjuna Desa Dieng Kulon Kecamatan Batur, Banjarnegara kembali diselimuti es. Kemunculan embun es atau bun upas kali ini agak mengejutkan karena disinyalir lebih awal, awal Mei 2021. (TribunJateng.com/Khoirul Muzaki)

Ia menuturkan bahwa embun es ini bisa menyebabkan gagal panen, dan juga kerugian pada petani kentang.

Namun setelah embun es berlalu, tanah justru menjadi lebih subur dan hasil panen berikutnya menjadi lebih baik.

Baca juga: 10 Tempat Wisata di Dieng Buat Liburan Akhir Pekan, Sempatkan Berburu Sunrise di Bukit Sikunir

"Kalau keterangan dari petani sendiri, memang ketika terkena embun upas, itu bisa menyebabkan gagal panen. Tapi pasca-itu, mereka mendapatkan nilai lebih. Panen berikutnya biasanya melipat," kata Uut.

Mengutip Harian Kompas, para petani di Dieng mengamati bahwa fenomena bun upas tak ubahnya proses sterilisasi alam.

Dari pengamatan sejumlah petani, diketahui bahwa setelah terserang fenomena bun upas, masa tanam berikutnya panen kentang yang dihasilkan bisa berlipat ganda.

Hal itu disebabkan bakteri dan hama penyerang kentang ikut mati akibat dinginnya embun es.

Halaman
123