Tak lengkap rasanya jika tidak disantap dengan kreceknya.
Rasa pedas dari sambal kereceknya dijamin bakal menggugah selera Kamu.
Gudeg Permata yang berkonsep lesehan ini sudah buka sejak 1951 dan tidak diragukan lagi kelezatannya.
Resep turun temurun membuat cita rasanya otentik dan disukai semua pengunjung.
4. Gudeg Sagan
Jika beberapa gerai gudeg sebelumnya berkonsep warung, dapur, dan lesehan, maka Gudeg Sagan berkonsep restoran.
Gerai yang terletak di Jalan Profesor Dr Herman Yohanes Nomor 53, Caturtunggal, Jogja ini menyuguhkan gudeg basah dengan ayam kampung yang dimasak menggunakan tungku kayu.
Ya, meski bertempat di restoran modern, cara pembuatan gudegnya masih tradisional.
Ciri khas lainnya dari Gudeg Sagan adalah areh alias kuah gudeg yang sengaja dituangkan banyak-banyak ke atas seporsi gudeg.
Gerai restoran Gudeg Sagan buka mulai pukul 18.00-24.00 WIB.
5. Gudeg Juminten
Gudeg legendaris di Jogja yang sudah bertahan sejak sebelum kemerdekaan ialah Gudeg B Djuminten.
Gerai gudeg ini buka sejak 1926, dan sudah dikelola oleh tiga generasi.
Untuk proses memasaknya, biasanya campuran gudeg menggunakan gula merah atau gula jawa asli yang didapat dari produsen di Yogyakarta.
Cita rasa yang manis dan gurih didapati dari proses memasaknya selama tiga hari satu kali dalam gentong besar kapasitas satu kwintal.
Ciri khas lainnya yang disajikan Gudeg Juminten ini adalah kuah areh yang menghasilkan cita rasa gurih.
Tektursnya yang cukup kental seperti kuah padang membuah Gudeg satu ini berbeda dengan gudeg lainnya.
Untuk mencicipi Gudeg ini, Kamu bisa mendatangi gerainya yang berlokasi di Gudeng B Djuminten, Jalan Asem Gede No 14 Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta, Jogja.
Tonton juga:
Baca juga: Harga Tiket Masuk Ledok Sambi Jogja Terbaru 2021, Tempat Makan Berkonsep Piknik di Pinggir Sungai
Baca juga: Menikmati Lezatnya Bakmi Jowo Mbah Gito, Kuliner Jogja Favorit Wisatawan
(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)
Baca selengkapnya seputar tempat wisata di Jogja, di sini.