Semua terlindungi dari gelombang pasang oleh pemecah gelombang besar dan dinding laut.
Baca juga: Pulau Padar Dipenuhi Wisatawan Berjubel Tanpa Jaga Jarak, Ramainya Seperti di Pasar
Area Lain di Nan Madol
Bukti arkeologis dan linguistik menunjukkan pulau-pulau tertentu didedikasikan untuk kegiatan khusus.
Dapahu digunakan untuk persiapan makanan dan pembangunan kano.
Peinering sebagai tempat pembuatan minyak kelapa.
Sapenlan sebagai tempat pemujaan.
Dan Kohnderek sebagai tempat untuk orang menari dan anointing (tindakan ritual menuangkan minyak aromatik ke kepala atau seluruh tubuh) untuk orang mati.
Penguasa yang kuat
Nan Madol dipimpin oleh dinasti yang dikenal sebagai Sau Deleurs.
Di bawah pemerintahan mereka, orang-orang Pohnpei tidak hanya membangun struktur Nan Madol, tetapi juga wajib memberikan upeti dan persembahan makanan untuk Sau Deleur, termasuk kura-kura dan anjing.
Periode sejarah ini dikenang sebagai "Mwehin Sau Deleur" - "Waktu Penguasa Deleur".
Dinasti itu digulingkan oleh pahlawan budaya Isokelekel, yang menghancurkan Sau Deleurs dalam pertempuran besar.
Menyusul kemenangannya, Isokelekel membagi kekuasaan menjadi tiga kepala suku dan membentuk sistem pemerintahan terdesentralisasi yang disebut Nahnmwarki yang masih ada sampai sekarang.
Dia tinggal di Nan Madol tepatnya di pulau Peikapw.
Satu abad kemudian, penggantinya meninggalkan situs itu dan membangun tempat tinggal yang jauh dari Nan Madol.