Siobhan dan sang istri tidur di kamar belakang, sedangkan anak-anaknya tidur di ruang keluarga.
Karena merasa kurang nyaman, mereka akhirnya merenovasi campervan itu.
Mereka pun menempatkan sebuah sofa yang dapat ditarik menjadi tempat tidur, sehingga pada siang hari campervan tersebut tetap terasa luas.
Sementara saat malam hari, anak-anak mereka dapat tidur dengan nyaman.
Campervan itu memiliki dapur cukup luas dan memiliki oven, kompor, microwave, dan kulkas.
Ada juga meja lipat yang muat untuk ketujuh anggota keluarga.
Sementara itu, kamar mandi dipisahkan menjadi dua ruang.
Di satu sisi, ada pancuran, toilet, dan wastafel.
Di dinding seberangnya terdapat lemari, yang merupakan tempat para Walkers menyimpan pakaian dan barang-barang pantry tambahan mereka.
Setelah 6 tahun perjalanan
Kini, anak tertua mereka berusia 15 tahun dan yang termuda berusia 6 tahun, dan semuanya telah beradaptasi dengan kehidupan di jalan.
"Orang-orang tidak begitu memahaminya, tetapi campervan kami benar-benar rumah kami," ungkap Siobhan.
"Mereka tidak benar-benar ingat bahwa berada di rumah. Rumah bagi mereka adalah mesin beroda empat itu," lanjutnya.
Baca juga: 4 Kisah Road Trip Paling Seru Sepanjang 2020, Ada yang Keliling Eropa-Asia Naik Mobil Selama 7 Tahun
Pada 2019, keluarga itu memutuskan untuk pindah ke Hawaii secara permanen dan hanya tinggal di campervan selama bulan-bulan musim panas.
Mereka memutuskan untuk membuat perubahan gaya hidup ini karena anak-anak mereka telah tumbuh dewasa.