Kedua, di bagian kiri bangunan yang terpisah oleh tembok, terdapat tempat makan lainnya.
Dan yang ketiga ada bagian dapur di belakang.
Di dalamnya pengunjung akan menjumpai kalender-kalender harian ala orang Tionghoa yang digantung di dinding Mie Naripan.
Menu favorit di kedai ini adalah mi yamin dan mi kuah naripan.
Baca juga: 7 Kuliner Legendaris di Bandung, dari Sate Cimandiri hingga Mi Naripan
Untuk mi yamin di sini tersedia yamin asin dan yamin manis.
Kombinasinya bisa yamin ditambah bakso, pangsit, babat atau yamin spesial yang mencampur semuanya.
Sedangkan mi kuahnya, kuah yang disajikan tidak terlalu kental akan bumbu, bahkan terkesan hambar.
Justru karena kehambarannya, yang konon membuat lidah para pengunjungnya lebih penasaran dengan mi yang satu ini.
Kuahnya akan semakin terasa ketika dicampur dengan mi, sedikit saos dan sambal.
Mie Naripan bukanlah kuliner baru di Bandung.
Keberadaannya sudah menyita selera pencinta kuliner sejak tahun 1965.
Yang membuatnya bisa bertahan hingga saat ini, tentu saja cita rasa dari olahan mi yang rasanya tetap konsisten dari tahun ke tahun.
Baca juga: Mencicipi Nikmatnya Bakso Cendana, Kuliner Legendaris Langganan Keluarga Soeharto
Selain itu, bakminya juga menggunakan resep spesial yang diwariskan turun-temurun.
Jhon selaku pemilik kedai Mie Naripan, menuturkan, mi di sini spesial karena asli buatan sendiri, mi nya kenyal tapi tidak mudah dikunyah.
“Dengan adonan telur yang lebih banyak, rasa dan kekenyalan mi jadi berbeda dari mi lainnya,” jelas Jhon.