Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Terungkap Alasan Minum Kopi dan Teh di Pesawat Sebaiknya Dihindari, Ini Penyebabnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pramugari melayani minuman untuk penumpang, Rabu (23/9/2020).

TRIBUNTRAVEL.COM - Penerbangan bisa menjadi pengalaman yang sulit bagi siapapun.

Terkadang, satu-satunya cara untuk membantu kita agar tetap merasa segar setelah berjam-jam di udara adalah secangkir teh atau kopi hangat yang nikmat.

Namun, kamu mungkin ingin berpikir dua kali sebelum memesan minuman itu di pesawat.

Seperti yang dilaporkan NBC 5 sebelumnya, air untuk teh dan kopi dalam penerbangan berasal dari keran, bukan dari botol.

Baca juga: Deretan Kursi Terburuk di Pesawat Terungkap, Termasuk di Baris Belakang

Seorang pramugari, Kat Kamalani mengatakan dalam video TikTok-nya bahwa sebagian besar awak maskapai sebenarnya tidak minum minuman yang dibuat dengan air di pesawat.

Aturan nomor satu, jangan pernah mengonsumsi cairan apa pun yang tidak ada dalam kaleng atau botol, kata Kamalani dalam video TikTok .

Ilustrasi - Pramugari tawarkan minuman untuk penumpang (travelupdate.com)

Bukan biji kopi atau daun teh yang dihindari pramugari, melainkan air keran.

Melansir laman Insider, sebuah studi yang dilakukan pada 2019 oleh Hunter College NYC Food Policy Center dan DietDetective.com memeriksa standar keamanan air di pesawat.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa banyak maskapai penerbangan mungkin telah menyediakan air yang tidak sehat kepada penumpang.

Setelah menganalisis dan menilai 11 maskapai penerbangan internasional utama dan 12 maskapai regional Amerika Serikat untuk kualitas air minum mereka, studi tersebut menemukan bahwa 7 maskapai penerbangan internasional dan hampir semua maskapai regional memiliki kualitas air yang buruk.

Baca juga: Jangan Bersihkan Meja Lipat dan Kursi Pesawat Pakai Tisu Antibakteri, Ini Alasannya

Baca juga: 7 Fakta Unik Pramugari, Tidak Kebal Jetlag hingga Terlatih di Segala Kondisi Pesawat

Dalam sampel EPA 2004 yang mencakup survei pada 158 pesawat, 13 persen mengandung bakteri coliform.

Dua dari pesawat ditemukan mengandung E.coli berbahaya di dalam air, menurut sampel.

Studi EPA tambahan juga menemukan bahwa 1 dari setiap 8 pesawat gagal memenuhi standar keamanan air.

"Air di dalam pesawat diatur di bawah Badan Perlindungan Lingkungan untuk memastikan air minum yang aman di pesawat," kata Asosiasi Pramugari-CWA (AFA).

"Asosiasi Pramugari-CWA mendorong peraturan ini lebih dari 15 tahun yang lalu. Peraturan tersebut memberikan keleluasaan yang luas kepada maskapai penerbangan tentang seberapa sering mereka harus menguji air dan menyiram tangki. AFA tidak percaya peraturan ini berjalan cukup jauh atau cukup diberlakukan," tambahnya.

Halaman
12