Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Rekomendasi Kuliner

Mie Kopyok Pak Dhuwur, Kuliner Legendaris Langganan Para Pejabat di Semarang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sajian Mie Kopyok Pak Dhuwur di Semarang

TRIBUNTRAVEL.COM - Semarang dikenal memiliki segudang kuliner yang menjadi favorit wisatawan.

Selain lumpia dan tahu gimbal, ternyata masih banyak kuliner legendaris di Semarang yang patut dicoba, termasuk mi kopyok.

Konon, olahan berbahan dasar mi ini sudah disajikan sejak puluhan tahun lalu.

Ada banyak penjual mi kopyok di Semarang, namun yang paling ikonik tentu saja warung Mie Kopyok Pak Dhuwur.

Mie Kopyok Pak Dhuwur berlokasi di Jl. Tanjung No.18A, Pandansari, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: Menikmati Hangatnya Wedang Bajigur Mbah Ahmad, Minuman Tradisional di Jogja Langganan SBY

Melansir laman TribunJateng, mi kopyok sepintas mirip dengan mi kocok khas Bandung.

Perbedaanya terletak pada isiannya, jika mi kocok Bandung menggunakan tambahan kikil, mi kopyok tidak menggunakan unsur daging sama sekali.

Mi kopyok berisikan mi, potongan lontong, irisan tahu pong, tauge, irisan daun seledri, taburan bawang goreng dan kerupuk gendar atau karak.

Campuran tersebut kemudian disiram dengan kuah kaldu yang kaya akan rempah.

“Kuahnya hanya dari kaldu rempah-rempah, sama sekali tidak pakai kaldu daging. Jadi ini murni nabati, ciri khasnya mi kopyok memang tampilan yang sederhana tanpa daging,” ujar Ali, anak pertama dari pemilik warung Mie Kopyok Pak Dhuwur.

Ali menuturkan, nama mi kopyok sudah ada sejak sebelum ayahnya berjualan.

Dinamakan kopyok karena dalam prosesnya mi dimasak dengan cara dikopyok-kopyok atau dicelupkan secara berulang ke air yang mendidih.

Baca juga: Manis Legitnya Lupis Mbah Satinem, Kuliner Legendaris Yogyakarta Langganan Presiden ke-2 RI

Saat dikopyok, mi sudah dalam keadaan matang.

Sebelum dikopyok mi akan terasa kenyal, oleh karena itu tujuan dikopyok adalah untuk membuat mi menjadi lebih lembek.

Karena disajikan dengan lontong, mi kopyok juga dikenal dengan sebutan mi lontong.

Mi yang ia gunakan adalah mi produksi sendiri.

Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas dari Mie Kopyok Pak Dhuwur yang sudah bertahan puluhan tahun.

Selain itu dari isian seperti tahu dan kerupuk gendar, dirinya juga mempunyai penyedianya sendiri.

Kerupuk gendar dibuat oleh salah satu karyawannya dan tahu dibeli khusus dari salah seorang pengrajin tahu.

Kuah kaldu rempah pada mi kopyok membuat mi ini terasa gurih di lidah begitu disantap, dengan tambahan kecap dan sambal membuat mi kopyok menjadi lebih terasa mantap.

Ali menambahkan, ayahnya yang bernama Harso Dinomo, mulai berjualan mi kopyok secara keliling sejak tahun 1970.

Pada tahun 1980-an, ayahnya kemudian memutuskan berjualan menetap di Jalan Tanjung.

Untuk membedakan dengan pedagang mi kopyok lain, para pelanggan menamai mi kopyok buatan ayahnya dengan nama Mie kopyok Pak Dhuwur, yang berarti tinggi.

Baca juga: Mencicipi Nikmatnya Bakso Cendana, Kuliner Legendaris Langganan Keluarga Soeharto

Baca juga: Jadi Langganan Keluarga Soeharto, Ini Sajian Tengkleng Mbak Diah Solo yang Legendaris

Nama itu akhirnya terus dipertahankan sampai saat ini.

Dalam sehari, ia bisa menghabiskan sampai 25 kilogram mi, jika akhir pekan jumlahnya meningkat sampai 40 kg mi.

Nama Mie Kopyok Pak Dhuwur sendiri sudah sangat terkenal di Semarang.

Tidak mengherankan bila tokoh-tokoh terkenal kerap datang menjajal kelezatan mi kopyok ini.

Diungkapkan oleh Ali, salah satu tokoh yang kerap memesan Mie Kopyok Pak Dhuwur adalah mantan gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang merupakan tokoh asal Semarang.

Selain itu mulai dari Gubernur hingga Wali Kota Semarang juga seringkali memboyong Mie Kopyok Pak Dhuwur dalam suatu acara atau syukuran.

Hingga saat ini, Warung Mie Kopyok Pak Dhuwur sudah memiliki dua cabang lain di Kota Semarang.

Selain warung pertama di Jalan Tanjung, terdapat juga di Jalan Kyai Saleh dan Banyumanik.

Tidak hanya Semarang, Mie Kopyok Pak Dhuwur juga sudah merambah Ibu Kota.

Mie Kopyok Pak Dhuwur memiliki dua cabang di Jakarta, yakni di depan kantor Wali Kota Jakarta Timur dan di Kawasan Pulau Gebang.

Semua cabang dikelola oleh keluarga Pak Dhuwur.

“Sudah jadi bisnis keluarga. Yang di Jakarta dikelola oleh adik saya. Yang di Semarang ada yang dikelola oleh adik bapak. Semua bahan dipasok dari sini, termasuk yang di Jakarta. Itu dilakukan biar kekhasan Mie Kopyok Pak Dhuwur tetap terjaga,” jelas Ali.

Tertarik untuk mencobanya? warung Mie Kopyok Pak Dhuwur buka mulai pukul 08.00 - 16.00 WIB.

Lokasinya berada di Jalan Tanjung, tepatnya berada di belakang Gedung PLN Jalan Pemuda.

Baca juga: Jadi Langganan Mantan Presiden Soeharto, Cita Rasa Bakmi Jawa Harjo Geno Tak Lekang oleh Waktu

Baca juga: Seporsi Rp 60 Ribuan, Rujak Cingur Achmad Jais Surabaya Jadi Langganan Pejabat hingga Artis Ternama

(TribunTravel.com/Mym)

Baca selengkapnya soal rekomendasi kuliner di sini.