Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Bandara ini Punya 2 Kuburan di Landasan Pacunya yang Masih Aktif, Begini Kisahnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Pesawat terbang di landasan pacu.

TRIBUNTRAVEL.COM - Siapa sangka kalau landasan pacu di Bandara Internasional Savannah/Hilton Head di Georgia, AS bukanlah tempat biasa.

Selain sebagai tempat mendarat pesawat, landasan pacu di Bandara tersebut rupanya memiliki dua kuburan bersejarah.

Melansir laman People, Minggu (16/5/2021), beginilah kisah unik dari kedua kuburan yang sebenarnya.

Diketahui kuburan tersebut adalah tempat peristirahatan terakhir dari pasangan suami istri Richard dan Catherine Dotson.

Di landasan pacu itu terlihat ada dua kotak bentuk persegi panjang yang merupakan kuburan mereka berdua.

Hingga saat ini, kuburan pasangan itu tetap berada di bawah landasan pacu Bandara Internasional Savannah.

Ilustrasi - Pesawat terbang di landasan pacu. (Flickr.com/ Bernal Saborio)

Menurut keterangan, kuburan tersebut sengaja dibiarkan meski terdapat proyek perluasan landasan pacu selama Perang Dunia II.

Padahal di daerah itu dulunnya juga terdapat sejumlah anggota keluarga Dotson yang telah dimakamkan di sana.

Hal ini dapat dilihat dari keberadaan makam dua kerabat keluarga Dotson lainnya, yaitu Daniel Hueston dan John Dotson yang juga dapat ditemukan di dekat landasan pacu aktif.

Baca juga: Berusia Lebih dari 100 Tahun, Ini 7 Bandara Tertua di Dunia yang Masih Beroperasi

Baca juga: 5 Negara di Dunia Tanpa Bandara, dari Vatikan hingga San Marino

Bandara itu pada mulanya dibangun di bekas lahan pertanian yang berisi pemakaman keluarga Dotson.

Konon, pemakaman tersebut menampung sekitar 100 kuburan, termasuk milik orang-orang yang diperbudak pada perang dunia II.

Kemudian lahan keluarga Dotson digunakan untuk perluasan bandara serta menampung para tentara.

TONTON JUGA:

Setelah melalui negosisasi yang cukup alot, keluarga Dotson mengizinkan sebagian besar kuburan untuk dipindahkan.

Namun untuk kuburan Dotson dan istrinya yang meninggal pada tahun 1800-an pihak keluarga meminta agar tetap dibiarkan tanpa gangguan.

Halaman
12