Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat, Tradisi Lebarannya Masyarakat Jawa yang Penuh Makna

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi ketupat

TRIBUNTRAVEL.COM - Lebaran ketupat merupakan salah satu hasil akulturasi kebudayaan Indonesia dengan Islam.

Lebaran ketupat atau yang dikenal dengan istilah lain syawalan sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia di tanah Jawa.

Tradisi lebaran ketupat kini sudah menyebar di seluruh pelosok Indonesia, bahkan hingga ke Singapura dan Malaysia.

Tradisi ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Jawa pada tanggal 8 Syawal, seminggu setelah Idul Fitri.

Baca juga: 5 Tradisi Unik Sambut Lebaran di Pulau Jawa, Ada Grebeg Syawal hingga Pawai Pegon

1. Makna atau Istilah Lebaran Ketupat

Ilustrasi ketupat (Flickr/Sham Hardy)

Lebaran

Lebaran merupakan istilah yang sering dipakai masyarakat dalam menyambut Idul Fitri.

Lebaran sendiri berasal dari akar kata bahasa Jawa “Lebar” yang berarti selesai atau sudah berlalu.

Maksud kata “lebar” di sini adalah sudah berlalunya bulan Ramadan, selesainya pelaksanaan ibadah puasa wajib pada bulan Ramadan hingga tibalah waktunya masuk bulan Syawal.

Pada awal bulan Syawal inilah dilaksanakan Idul Fitri, orang Jawa biasa menyebutnya dengan istilah “Riyaya” atau “Badha”.

Riyaya merupakan istilah untuk lebih mempersingkat kata hari raya sedangkan istilah badha berasal dari bahasa Arab yang berarti setelah atau selesai.

Baca juga: Fakta Burayot, Kue Tradisional Garut yang Sering Disajikan Saat Lebaran

Ketupat

Ketupat atau kupat adalah hidangan khas Asia Tenggara berbahan dasar beras yang dibungkus dengan selongsong terbuat dari anyaman daun kelapa (janur).

Ketupat paling banyak ditemui pada saat perayaan Lebaran, ketika umat Islam merayakan berakhirnya bulan puasa.

Makanan ini sudah menjadi makanan khas masyarakat Indonesia dalam menyambut Idul Fitri.

Halaman
12