TRIBUNTRAVEL.COM - Kawah Sileri yang terletak di kawasan vulkanik Dieng dilaporkan meletus pada Kamis (29/4/2021) sekira pukul 18.25 WIB
Letusan menghasilkan lontaran material batu sejauh sekitar 200 meter dan lumpur sejauh 400 meter ke arah selatan.
Tribun Jateng melaporkan, material kawah baik lumpur hingga bebatuan panas, dilaporkan berserak di sekitar kawah, bahkan sampai di jalan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menganalisa, erupsi Kawah Sileri bersifat freatik, tidak didahului kenaikan gempa-gempa vulkanik yang signifikan.
Baca juga: Kawah Sileri Dieng Erupsi, Lontarkan Material Lumpur dan Batuan Sebesar Kepala Orang Dewasa
Tidak ada suplai magma ke permukaan.
Namun potensi erupsi freatik ini masih bisa terjadi tanpa harus didahului peningkatan aktifitas visual maupun kegempaan.
Sehingga ada potensi ancaman bahaya berupa semburan batu dan lumpur di sekitar kawah.
Kondisi Terkini Kawah Sileri setelah Erupsi
Video yang memperlihatkan kondisi Kawah Sileri setelah erupsi dibagikan melalui akun Instagram @diengnegeriatasawan.
Menurut keterengan unggahan, video tersebut diambil pada Jumat (30/4/2021) pagi hari.
Dalam video terlihat kepulan uap panas masih membumbung tinggi di sekitaran Kawah Sileri.
Tumbuhan-tumbuhan di sekeliling kawah pun terlihat rusak akibat terkena dampak letusan.
Pengamat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gunung Api Dieng, Surip mengatakan pascaerupsi status Kawah Sileri normal.
"Masyarakat tidak perlu panik dan mematuhi peraturan yang ditetapkan. Rekomendasi jarak aman 200 meter dari kawah," ujar Surip.
Namun jalan di sekitar kawah ditutup sementara untuk menghindari kecelakaan akibat tumpahan material lumpur.
Pasca erupsi, jarak aman diperluas hingga 500 meter dari bibir kawah.
Surip memastikan bencana letusan kawah Sileri tidak memakan korban jiwa mengingat kejadiannya malam hari hingga aktivitas di sekitar kawah lengang.
Meski tidak sampai memakan korban jiwa, karena semburan material cukup besar, sejumlah infrastruktur di sekitar kawah rusak.
Melansir laman Tribun Jateng, gardu pandang di yang biasa dipakai untuk menyaksikan pemandangan kawah rusak pada bagian atapnya.
Wajar, material batu yang terlempar dari kawah cukup besar hingga seukuran kepala manusia.
Kerasnya semburan itu tak ayal membuat atap gardu pandang hancur hingga gentengnya berjatuhan ke lantai.
Selain itu, diperkirakan puluhan hektar lahan kentang, termasuk kebun ginseng di komplek kawah juga rusak tertutup lumpur hitam.
Baca juga: Penginapan Unik Ini Berada di Tengah Kawah Vulkanik Kuno, Seperti Apa Pemandangannya?
Baca juga: Gunung Semeru Kembali Keluarkan Awan Panas hingga 3 Kilometer dari Kawah
Baca juga: Viral di Medsos, Bule Wanita Terekam Lompati Pagar Pembatas Kawah Bromo
Baca juga: Tebing Lava Tahun 1954 Jatuh ke Kawah Gunung Merapi, Warga Diimbau Tenang
Baca juga: Kisah di Balik Gerbang Neraka Turkmenistan, Kawah Api Raksasa yang Tidak Pernah Padam
(TribunTravel.com/Mym)