Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Geser Selandia Baru, Singapura Jadi Tempat Terbaik Selama Pandemi Covid-19

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Patung Merlion di Singapura

Pada Maret 2020, Singapura menutup perbatasannya untuk turis asing dan menerapkan karantina wajib selama 14 hari untuk penduduk yang kembali.

Bulan berikutnya, Singapura memberlakukan penguncian ketat selama dua bulan yang disebut 'circuit breaker'.

Sejak berakhirnya penguncian pada bulan Juni 2020 lalu, kehidupan di Singapura berangsur-angsur kembali ke keadaan normal.

Pada bulan Juni dan Juli 2020, Singapura mulai mengizinkan pembukaan kembali bisnis ritel, hotel, bioskop, dan tempat ibadah dengan kapasitas terbatas.

Pada bulan November 2020, jalur pelayaran mulai menawarkan 'pelayaran tanpa tujuan' bagi penduduk Singapura, yang dimulai dan diakhiri di Singapura tanpa ada perhentian di tempat lain.

Pada akhir Desember 2020, Singapura melonggarkan pembatasan pertemuan kelompok dan meningkatkan batas kapasitas untuk area dalam ruangan.

Bahkan, negara itu mulai mengizinkan pertunjukan langsung dalam ruangan dengan kapasitas hingga 250 orang.

Dan pada bulan ini, Singapura mengatakan hingga 75 persen pekerja kantoran dapat kembali ke kantor setelah setahun bekerja jarak jauh.

Singapura telah melaporkan rata-rata harian 29 kasus baru dalam seminggu terakhir, sebagian besar di antara penduduk yang kembali sudah diisolasi.

Negara itu telah mencatat total 30 kematian akibat virus korona.

Baca juga: Potret Kapal Penyelamat Singapura, Bantu Pencarian KRI Nanggala 402 yang Hilang

Baca juga: Felicia Tissue Kembali Aktif di IG, Intip Potret Jalan-jalannya di Singapura

Baca juga: Jadwal Terbang Garuda Indonesia ke Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok dan Hong Kong April 2021

Baca juga: Mulai Mei 2021, Masuk Singapura Bisa Pakai IATA Travel Pass

Baca juga: Singapura Uji Coba Bus Tanpa Pengemudi, Penumpang Cukup Bayar Rp 2.000

(TribunTravel.com/Mym)