Ia melihat sebuah periskop melayang tanpa daya di atas permukaan air.
Melihat hal tersebut para nelayan pun melaporkan ke Liberation Army Navy (PLAN) hingga mengirim dua kapal untuk menyelidikinya.
Pada awalnya PLAN percaya kontak itu adalah kapal selam yang mengganggu dari Korea Selatan atau Jepang.
Tetapi ketika personel China akhirnya menemukan kelalaian, rupanya itu adalah satu di antara kapal selam diesel-listrik mereka sendiri, yaitu Ming-class 361.
Kemudian pada 26 April 2003, mereka baru menemukan ke-70 personel yang telah tewas.
Insiden tragis ini diakui komisaris militer dan mantan Presiden Jiang Zemin pada 2 Mei 2003.
Ia mengatakan kalau kasus tenggelamnya kapal selam Ming disebabkan oleh kegagalan mekanis.
Setelah sebulan penyelidikan, China memecat komandan dan komisaris Armada Laut Utara.
Tak hanya itu ada juga penurunan pangkat atau pemecatan enam hingga delapan perwira lagi karena komando dan kendali yang tidak tepat.
Jiang dan Presiden Hu Jintao kemudian dilaporkan mengunjungi kapal selam yang ditemukan dan bertemu dengan keluarga korban.
Saat itu pemerintah China terlihat tidak terbuka terhadap transparansi kecelakaan militer ini.
Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya rilis hasil investigasi dan tidak pernah secara terbuka dalam mengakui kecelakaan kapal selam sebelumnya.
Kapal selam Ming China telah dikerahkan untuk latihan angkatan laut di Laut Bohai, teluk Laut Kuning di timur Beijing dan Tianjing.
Berbeda dari biasanya, seorang perwira angkatan laut senior, Komodor Cheng Fumingturut hadir dalam latihan ini.
Pada 16 April, dalam log terakhirnya kapal selam itu berlatih diam-diam saat lepas dari pulau Changshang, kembali ke pangkalan di Weihai, Provinsi Shandong.