Ia menambahkan, "Saya merasa seperti saya tidak akan dipercaya atau saya tidak akan mendapatkan dukungan yang saya butuhkan."
Untuk mengatasinya, Sophie berkata dia mematikan rasa dan berpura-pura itu tidak terjadi.
Ia menjelaskan bahwa apa yang dilakukannya terasa seperti keputusan yang tepat saat itu.
Namun, pelecehan seksual yang terjadi di pemberhentian kedua dari belakang perjalanan sangat mempengaruhi hidupnya begitu dia kembali ke rumah.
"Setelah itu terjadi, saya mengubah perilaku saya," jelasnya.
"Saya merasa tidak mungkin meninggalkan rumah, saya harus berhenti bekerja dan menolak pekerjaan. Untuk waktu sangat lama, saya tidak akan bepergian kemanapun sendirian, karena semua orang yang saya lihat akan menjadi ancaman bagi saya," ungkap Sophie.
Ia mengatakan, "Saya merasa terlalu takut dan trauma karena pengaruhnya terhadap kesehatan mental saya."
Sophie menjelaskan semua itu berubah ketika dia membolak-balik sebuah majalah tahun lalu dan menemukan sebuah artikel tentang seorang wanita yang ceritanya sangat mirip dengannya.
"Pada saat itulah saya menyadari itu bukan salah saya," katanya kepada news.com.au.
Dalam minggu-minggu setelah kesadarannya, dia mulai menemui seorang konselor dan menghubungi beberapa organisasi perlindungan wanita di Inggris.
"Saya akhirnya mencari bantuan yang saya idamkan selama tujuh tahun," jelasnya.
Meskipun dia masih menderita dengan kilas balik dan pria yang memperkosanya tidak pernah dituntut, Sophie dapat memberi tahu teman dan keluarganya tentang cobaan beratnya.
"Saya punya waktu untuk menyembuhkan dan bergerak maju, tetapi pengalaman ini akan tetap bersama saya selamanya," kata Sophie.
"Itu akan membentuk setiap keputusan yang saya buat di masa depan saya, dan meskipun itu mungkin terdengar sulit, itu adalah sesuatu yang saya setujui," lanjutnya.
Ia menambahkan, "Saya juga menjadi orang yang lebih baik karena itu, lebih sadar akan pengalaman orang lain, sadar bahwa setiap orang menyembunyikan sesuatu di bawah permukaan."
Baca tanpa iklan