Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kisah Penjual Mie Ahong Tanjung Priok Tak Mau Warungnya Ramai, Lakukan Hal Tak Terduga

Editor: Kurnia Yustiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seporsi mie Ahong yang nikmat.

"Biar ga terlalu ramai, pusing," kata Ahong.

Nex Carlos pun tampak kebingungan, sebab orang yang berjualan tentu ingin warungnya ramai pembeli.

"Rame juga buat apa, secukupnya aja udahlah, kan udah tua," lanjut Ahong menjawab pertanyaan dari Nex Carlos.

Menurut Ahong, menu yang paling laris di sini adalah mi ayam jamur karena harganya cukup murah.

"Harganya kan murah, orang-orang udah pada berapa puluh ribu, kita masih Rp 16 ribu," ungkap Ahong.

Selain mi ayam jamur, Ahong melanjutkan, menu yang paling laris adalah kwetiau goreng.

Tanpa panjang lebar, Nex Carlos pun memesan kedua menu paling laris tersebut.

Setelah menunggu beberapa saat, pesanan pun datang.

Nex Carlos menikmati sajian mi ayam jamur dan kwetiau goreng di warung Mie Ahong. (YouTube/ Nex Carlos)

"Mi yang digunakan kecil-kecil ni, pakai ukuran yang kecil, terus ada potongan jamur, ayam, dan ada kuahnya," kata Nex Carlos.

"Kuahnya tu gurih dan udah nge-blend sama campuran sayur asin," tambahnya.

Nex Carlos mengungkapkan bahwa tekstur mi-nya oily banget.

Selain itu, aroma lada pada sajian Mie Ahong ini cukup juga strong.

Menurut penuturan Nex Carlos, hampir semua bahan di warung ini bukan buatan sendiri.

Hanya bumbunya saja yang diracik sendiri oleh si penjual.

Setelah puas dengan mi ayam jamur, Nex Carlos melanjutkan dengan mencicipi sajian kwetiau goreng.

Halaman
123