Ada sekira 12 kelompok perajin batik yang melingkupi sekira 500 perajin.
"Memang sudah turun-temurun. Bahkan anak-anak juga bisa membatik. Karena memang anak-anak kan sering melihat ibunya membatik. Jadi sejak kecil anak-anak belajar sedikit-sedikit,"katanya, Minggu (11/04/2021).
Kemampuan membatik itulah yang menjadi salah satu keunggulan Kampung Giriloyo.
Pengunjung yang datang akan diajak untuk membatik.
Namun sebelum itu, pengunjung akan dibekali pengetahuan tentang batik.
Mulai dari sejarah batik hingga motif batik.
"Pengunjung yang datang akan kami ajak untuk membatik. Nanti akan diberi kain putih (mori) yang sudah ada motifnya, ukuran 40cm-40cm. Jadi tinggal membatik saja. Tetapi kalau pengen membuat motif sendiri, ya boleh saja. Untuk kompor, canthing, dan malam sudah disediakan. Hasil membatiknya nanti bisa dibawa pulang," sambungnya.
Bagi yang ingin menginap, tidak perlu khawatir sebab ada homestay terjangkau di Giriloyo.
Tarif per malamnya sekira Rp150.000 sudah termasuk sarapan.
Namun bagi pengunjung yang hanya sekadar ingin berbelanja batik tulis, bisa langsung saja menuju showroom yang terletak di Pendopo Giriloyo.
Ada berbagai motif hasil tangan warga Giriloyo yang siap dibawa pulang.
"Adanya showroom ini juga membantu kami warga Giriloyo. Kalau dulu kami harus ke pusat kota untuk menjual, sekarang showroom yang memamerkan hasil batik tulis kami. Jadi penghasilan kami juga bertambah," terangnya.
Dengan adanya pandemi COVID-19, Kampung Batik Giriloyo juga melakukan penyesuaian, terutama protokol kesehatan.
Pengunjung yang datang wajib mencuci tangan, melakukan pengecekan suhu tubuh, dan memakai masker.
Ada lebih dari enam pendopo yang bisa digunakan untuk membatik, sehingga penerapan jaga jarak bisa dilakukan.