Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

TRIBUNTRAVEL UPDATE

TRAVEL UPDATE: Berkunjung ke Masjid Babah Alun Desari Jaksel, Masjid dengan Arsitektur Tionghoa

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Masjid Babah ALun Desari

TRIBUNTRAVEL.COM - Masjid Babah Alun Desari didirikan oleh seorang mualaf keturunan Tionghoa yakni Muhammad Jusuf Hamka.

Masjid Babah Alun ini tepat berada di samping Gardu Utama Cilandak Tol Desari, Jakarta Selatan.

Bangunan tersebut dominasi dengan warna merah.

Kalau dilihat sekilas, tampak seperti kuil atau klenteng.

Namun, pada bagian tengahnya, terdapat sebuah kubah dengan warna merah, hijau dan kuning yang menjadi ciri khas dari sebuah Masjid ini.

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Sumber Mrutu, Wisata di Lumajang yang Dulunya Tempat Pemandian Keluarga Raja

Dengan kombinasi warna merah menyala, serta bentuk atap yang melengkung, masjid ini menggambarkan budaya khas Tionghoa.

Tampilan oriental tersebut juga didukung dengan ornamen-ornamen lainnya seperti pintu, jendela, serta tiang-tiang pilar yang berdiri kokoh.

Menurut Jusuf, arsitektur masjid Babah Alun sendiri memang dibuat dengan akulturasi 3 budaya sebagai simbol keberagaman.

Di antaranya budaya Tionghoa, budaya Arab dan budaya Betawi.

Untuk budaya islami, dituangkan lewat kubah yang dilengkapi kaligrafi Asmaul Husna pada bagian dalam masjid.

Selain itu masjid ini juga dipercantik dengan sentuhan-sentuhan khas betawi pada beberapa bagiannya.

Menariknya, kaligrafi-kaligrafi Asmaul Husna di bagian kubah masjid juga dilengkapi dengan terjemahan bahasa mandarin. Hal ini bukan tanpa alasan.

"Sebenernya ini keberagaman tujuannya. Kita tau banyak sodara kita, Tionghoa yang baru masuk islam dan ingin masuk islam sehingga jadi mualaf. Biasanya mereka orang Tionghoa ngerti bahasa Tionghoa, tapi tidak mengerti bahasa Arab" kata Jusuf.

"Sehingga mereka bisa baca pengertiannya itu diatas dalam bahasa Tionghoanya ini. Jadi saya ingin keberagaman ini terjadi pada sodara kita yang Tionghoa," imbuh Jusuf.

Masid Babah Alun Desari ini dibangun di atas tanah seluas 1.000 meter persegi dengan luas bangunan utama masjid sekitar 300 meter persegi.

Halaman
12