Namun Jendral Nasution kala itu mengusulkan agar bangunan ini dilestarikan dan difungsikan sebagai tempat ibadah.
Setelah itu, barulah di tahun 1987 bangunan ini resmi menjadi Masjid tingkat Provinsi.
Kalau dilihat dari luar, bangunannya sendiri memang tidak tampak seperti Masjid pada umumnya.
Jika biasanya bangunan masjid tampak mencolok dengan kubahnya, namun Masjid Cut Meutia tampak seperti bangunan tua bergaya eropa dengan atap yang tinggi menjulang.
Kalau kamu masuk ke bagian dalam, mihrab masjid ini juga tak terletak pada tengah-tengah saf seperti umumnya.
Namun terletak di sisi kiri saf. Sebab, saf salat di masjid ini sedikit miring 15 derajat dari arah bangunan.
Menurut pengurus Masjid, hal ini karena dahulu bangunan ini dibangun bukan didesain untuk dijadikan masjid.
Sehingga ketika difungsikan sebagai masjid, maka arah kiblat menjadi tidak searah dengan arah bangunan.
Sementara di sudut atas masjid, ada jendela-jendela kaca besar yang tampak kokoh.
Jendela ini memantulkan cahaya alami sehingga suasana di dalam masjid semakin indah.
Baca juga: Wisata Religi di Sumatera Barat, Kunjungi Masjid Terapung Samudera Ilahi di Pantai Carocok
Baca juga: 7 Masjid Terindah di Iran, dari Masjid Sheikh Lotfollah hingga Masjid Fatima Masumeh Shrine
Baca juga: 5 Masjid Tertua di Indonesia untuk Wisata Religi saat Ramadan 2021
Baca juga: 7 Potret Masjid Terindah di Iran dengan Arsitektur Unik dan Megah
Baca juga: Masjidil Haram dan 5 Masjid Terindah di Dunia yang Keindahannya Bisa Dilihat secara Virtual
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Wisata Religi di Jakarta Pusat, Menyusuri Keindahan Masjid Cut Meutia yang Dibangun Era Belanda