TRIBUNTRAVEL.COM - Mesir mengonfirmasi penemuan kota emas yang hilang di Provinsi selatan Luxor.
Penemuan arkeologi ini menjadi yang terbesar sejak makam Raja Tut ditemukan hampir seabad yang lalu.
Dilansir dari news.com.au, Jumat (9/4/2021), Mesir mengumumkan penemuan arkelogi terbesar itu pada hari Kamis (8/4/2021).
Baca juga: 22 Mumi Firaun Kuno Dibawa dengan Iringan Parade Pawai Emas ke Museum Nasional Peradaban Mesir
Misi penggalian yang dilakukan selama tujuh bulan ini dipimpin oleh mantan kepala barang antik Mesir, Zahi Hawwas yang menemukan beberapa daerah atau lingkungan yang berasal dari sekitar 3000 tahun yang lalu.
Menurut laporan, misi awalnya adalah menemukan kuil peristirahatan Raja Tut, namun tim arkeologi justru menemukan bagian dari seluruh kota.
"Penggalian dimulai pada September 2020 dan dalam beberapa minggu yang sangat mengejutkan tim, formasi batu bata lumpur mulai muncul ke segala arah,"kata Kementerian Barang Antik Mesir dalam sebuah pernyataan.
"Apa yang mereka gali adalah situs kota besar dalam kondisi baik dalam pelestarian, dengan tembok yang hampir lengkap dan dengan ruangan yang penuh dengan peralatan kehidupan sehari-hari," imbuhnya.
Diperkirakan ada di Era Firaun Amenhotep III
Menurut National Geographic, situs tersebut berasal dari era firaun dinasti ke 18 Amenhotep III yang memerintah antara 1386 dan 1353 SM.
Penemuan ini telah mengesankan para peneliti dan ahlid di seluruh dunia yang mengatakan bahwa reruntuhan tersebut adalah pemukiman administratif dan industri terbesar di era kerajaan Mesir di tepi barat Luxor.
"Tidak ada keraguan tentang itu, dan ini benar-benar penemuan yang fenomenal," kata Salima Ikram, seorang Arkeolog yang memimpin Universitas Amerika di unit Egyptology Kairo kepada National Geographic.
"Ini gambaran singkat tentang waktu Pompeii versi Mesir," imbuhnya.
Beberapa bagian yang terlihat jelas di bagian selatan kota termasuk toko roti, oven, dan tempat penyimpanan tembikar.
Sedangkan bagian utara, yang sebagian besar masih berada di bawah pasir, meliputi distrik administratif dan pemukiman.
"Penemuan Kota yang Hilang, tidak hanya akan memberi kita sekilas gambaran langka tentang kehidupan orang Mesir Kuno pada saat Kekaisaran berada pada kondisi terkaya, tetapi juga akan membantu kita menjelaskan salah satu misteri terbesar dalam sejarah, Mengapa Akhenaten dan Nefertiti memutuskan untuk pindah ke Amarna, ”Betsy Bryan, profesor Egyptology di Universitas Johns Hopkins di Baltimore, mengatakan kepada US ABC News.