Padahal kasus sebelumnya penumpang trans juga telah berbicara tentang pengalaman sulit mereka dengan staf TSA.
Hal ini juga sama berkaitan dengan penggunaan teknologi pemindaian biner oleh agensi tersebut.
Montoya mengatakan, pengalaman itu membuatnya merasa disforik dan tidak dihargai.
Dalam video selanjutnya, Montoya menjelaskan lagi bagaimana dia merasa TSA bisa berbuat lebih baik.
“Solusi akar hanyalah mempercayai orang transgender ketika mereka memberi tahu anda siapa mereka,” katanya.
“Kita harus berhenti menegakkan peran gender dan memaksa orang untuk mencoba menyesuaikan diri dengan kotak-kotak yang tidak benar-benar cocok oleh siapa pun," ujarnya lagi.
“Orang transgender seharusnya tidak diharapkan untuk berasimilasi dengan standar citra cis-normatif. Karena tidak semua dari kita ingin transisi atau menjalani hormon atau menjalani operasi, dan itu sah," lanjutnya.
Dia mengatakan, seharusnya lebih mudah bagi orang trans untuk mengubah penanda jenis kelamin dan nama mereka di dokumen hukum.
Kemudian mengakui sementara KTP-nya secara hukum mengakui dia sebagai perempuan, itu adalah hak istimewa yang tidak dimiliki semua orang trans.
Montoya juga mengatakan, dia telah berbicara dengan TSA tentang pengalamannya.
Ia menjelaskan kalau dia bersedia bekerja dengan mereka untuk meningkatkan sistem mereka.
Viral di TikTok, Turis Tak Sadar Pegang Gurita Paling Berbahaya di Dunia saat Liburan di Bali
Seorang turis yang sedang berlibur di Bali, Kaylin Phillips, menjadi viral di media sosial TikTok.
Hal ini lantaran ia memamerkan sebuah video sedang memegang gurita paling berbahaya di dunia.
Melansir laman Foxnews.com, Rabu (24/3/2021), Kaylin Phillips mengaku tidak sadar karena gurita tersebut terlihat lucu.