TRIBUNTRAVEL.COM - Thailand berencana mengizinkan pelancong yang sudah divaksinasi untuk mengunjungi Phuket tanpa karantina setibanya di sana.
Kebijakan ini sebagai langkah untuk menghidupkan kembali industri pariwisata negara yang tengah terpukul akibat Covid-19.
Melansir The National, Senin (29/3/2021), negara itu juga memperpendek periode karantina untuk kedatangan dari luar negeri mulai April 2021, dari yang awalnya 14 hari menjadi 10 hari saja.
Industri pariwisata Thailand mengalami penurunan ketika penerbangan penumpang terjadwal ke negara itu dilarang pada April 2020 lalu untuk mengekang penyebaran Covid-19.
Baca juga: 5 Kuliner Khas Thailand yang Cocok Jadi Menu Sarapan, Cobain Pedasnya Khao Soi Gai
Sejak saat itu, penerbangan dimulai kembali secara terbatas.
Rencana untuk membuka Phuket bagi wisatawan yang telah divaksinasi akan dimulai pada 1 Juli 2021
Jika dinilai berhasil, mungkin Thailand akan menerapkan hal yang sama pada tujuan populer lainnya seperti Koh Samui, Krabi, Pattaya dan Chiang Mai pada bulan Oktober, kata Yuthasak Supasor, kepala Otoritas Pariwisata Thailand.
Pusat Administrasi Situasi Ekonomi pemerintah, yang diketuai oleh Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, menyetujui rencana pembukaan Phuket pada hari Jumat (26/3/2021).
Namun, rencana ini masih membutuhkan persetujuan akhir dari gubernur Phuket dan Pusat Administrasi Situasi Covid-19.
Thailand berulang kali membatalkan berbagai rencana pembukaan kembali pada tahun 2020 karena pandemi meluas ke luar negeri.
Bagian dari rencana untuk melembagakan apa yang disebut 'tourism sandbox' melibatkan penyuntikan vaksin setidaknya 450.000 atau 70 persen penduduk Phuket sebelum pembukaan kembali pada Juli kelak.
Proses vaksinasi diharapkan bisa dimulai pada bulan April.
Jika semua berjalan lancar, diharapkan sekira 100.000 wisatawan bisa disambut pada kuartal ketiga tahun ini.
Sebelum pandemi, Phuket adalah tujuan terpopuler kedua di negara itu setelah Bangkok.
Pada 2019, negara itu menyambut sekira 10 juta turis asing dan menghasilkan pendapatan Rp 216 triliun.
Baca tanpa iklan