Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Rekomendasi Kuliner

4 Jajanan Khas Solo yang Sudah Mulai Langka, Kamu Sudah Pernah Coba?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kompyang, jajanan Khas Solo yang sudah mulai langka, Minggu (28/3/2021).

TRIBUNTRAVEL.COM - Berwisata ke Kota Solo kurang lengkap rasanya jika belum mencicipi aneka kuliner dan jajanan khas yang menggugah selera dan jarang ditemui di kota lain.

Meski demikian, mengingat pandemi Covid-19 saat ini belum usai, kamu dianjurkan untuk membeli jajanan khas Solo menggunakan jasa via ojek online, membungkus, atau tetap menerapkan protokol kesehatan jika datang ke lokasi secara langsung.

Nah, jika ingin mencicipinya, berikut TribunTravel rekomendasikan jajanan khas Solo yang bisa kamu temui dengan mudah, murah dan praktis untuk jadi oleh-oleh.

Baca juga: 5 Jajanan Khas Solo yang Bercita Rasa Manis, Selalu Dicari Wisatawan untuk Takjil Buka Puasa

Ledre khas Solo (TribunTravel/Arimbi Haryas Prabawanti)

1. Roti Kecik Ganep

Kudapan yang terbuat dari ketan yang disangrai, berbentuk lonjong sebesar ibu jari, berwarna coklat dan beraroma kayu manis itu sudah terkenal di Kota Solo sejak 1881.

Selain rasanya yang unik, roti kecik juga tidak mudah basi bahkan bisa bertahan sampai beberapa minggu meski tanpa bahan pengawet karena teksturnya yang kering dan keras.

Harga roti kecik juga terjangkau, yakni Rp 7.000 untuk ukuran kecil, Rp 15.000 untuk ukuran sedang, dan Rp 20.000 untuk ukuran besar.

Jika tertarik untuk mencicipinya, kamu bisa membelinya di Toko Roti Ganep yang beralamat di Jalan  Sutan Syahrir Nomor 176, Setabelan, Kecamatan  Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah menggunakan kendaraan pribadi atau angkot 01.

Namun, jika belum sempat ke gerainya langsung, jangan khawatir, kamu bisa membeli roti kecik dengan mudah via aplikasi online seperti grabfood atau gofood.

2. Jenang Delima Mak Tambah

Banyak orang mengira jenang delima sama dengan jenang mutiara atau sagu karena bentuknya yang sangat mirip.

Padahal, keduanya memiliki rasa, tekstur dan aroma yang berbeda.

Perbedaannya yakni jika jenang delima terbuat dari biji delima, santan, gula, dan sirup framboz, sedangkan jenang sagu atau mutiara terbuat dari sagu mutiara, santa, dan gula saja.

Satu-satunya penjual jenang delima yang masih ada dan tetap eksis di Kota Solo yakni Warung Mak Tambah yang berdiri sejak 1945.

Jenang delima yang dijual di Warung Mak Tambah juga cukup terjangkau, yakni Rp 7.000 saja.

Halaman
12