Potensi cuaca ekstrem ini berpeluang meluas ke wilayah Gunungkidul yang meliputi Kecamatan Patuk dan Gedangsari.
Kemudian di wilayah Sleman berpotensi meluas ke Kecamatan Kalasan, Depok, Ngemplak, Ngaglik, Pakem, Cangkringan, Tempel, Seyegan, Minggir.
Kemudian di Bantul bisa meluas ke Banguntapan, Pleret, dan Sewon.
Kawasan Kota Yogyakarta pun tak luput dari peringatan dini cuaca eksrem yang dikeluarkan BMKG.
Potensi cuaca ekstrem ini diperkirakan akan berlangsung hingga pukul 14.45 WIB.
Penjelasan BMKG
Forecaster Cuaca BMKG Stasiun Klimatologi Sleman, Haryati, mengungkapkan fenomena hujan es (hail) merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi.
Fenomena tersebut, disebabkan akibat adanya awan Cumulonimbus (Cb).
Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air yang sangat dingin di atmosfer pada lapisan di atas titik beku (freezing level).
"Awan yang tinggi puncaknya melebihi titik beku ini akan memiliki bagian atas yang suhunya lebih rendah dari nol derajat Celcius, sehingga awan tersebut mempunyai peluang sangat besar memproduksi es," terangnya.
Haryati menjelaskan, beberapa indikasi terjadinya hujan lebat atau es disertai kilat dan angin kencang berdurasi singkat.
Pertama, satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
Hal itu diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat.
Lalu, mulai pukul 10.00 pagi biasanya mulai terlihat tumbuh awan cumulus (awan putih berlapis-lapis), di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cb.