Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ramadan 2021

7 Tradisi Menyambut Bulan Ramadan di Indonesia, Meugang di Aceh hingga Megibung di Bali

Penulis: Sinta Agustina
Editor: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah anak-anak menyantap hidangan berbuka puasa dalam tradisi megibung saat bulan Ramadan di Masjid Al-Muhajirin, Kampung Islam Kepaon, Denpasar.

Tradisi Malamang biasanya juga digelar untuk menyambut hari besar, seperti Hari Raya Idul Fitri, Maulid Nabi, pernikahan dan perhelatan besar lainnya.

3. Dugderan (Semarang)

Kereta Kencana yang dinaiki Plt Walikota Semarang, Hendar Prihadi (Hendi) berperan sebagai Raden Mas Aryo Purboningrat diarak dari depan Balaikota Semarang, jalan Pemuda menuju masjid Agung Semarang (Masjid Kauman), Kota Semarang, Jateng, Senin (8/7/2013). (Tribun Jogja/Wahyu Sulistiyawan)

Dugderan merupakan pesta rakyat di Semarang yang dilaksanakan tepat sehari sebelum puasa Ramadan.

Tradisi ini dilakukan dengan menabuh beduk untuk menentukan waktu memulai ibadah puasa Ramadan.

Istilah dugderan diambil dari bunyi suara tabuhan beduk 'dug' yang diiringi dengan suara petasan 'der'.

Perpaduan bunyi suara inilah yang akhirnya menjadi awal mula penamaan tradisi ini.

Tak cuma umat Muslim, tradisi Dugderan juga diikuti seluruh masyarakat penganut kepercayaan lain.

4. Padusan (Jawa)

Padusan (kompasiana.com)

Tradisi Padusan banyak digelar di sejumlah daerah di Jawa, terutama Jawa Tengah.

Istilah padusan berasal dari kata 'adus' yang dalam Bahasa Jawa berarti mandi.

Dalam tradisi ini, umat Muslim di Jawa akan ramai-ramai mandi di sungai, sumur, atau sumber mata air lain.

Masyarakat percaya padusan dapat menyucikan diri dan membersihkan jiwa dan raga dalam menyambut bulan Ramadan.

5. Nyorog (Betawi)

Masyarakat Betawi memiliki tradisi Nyorog yang digelar menjelang bulan Ramadan.

Saat tradisi Nyorog, umat Muslim Betawi membagikan sejumlah bingkisan berisi bahan pangan pada keluarga dan saudara.

Halaman
123