Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

TRIBUNTRAVEL UPDATE

TRAVEL UPDATE: Pusuk Pas, Tempat Berburu Durian di Lombok yang Tawarkan Pesona Alam Memukau

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panorama alam dari Pusuk Pas, Lombok.

Saat musim durian dan hasil panen melimpah, harga durian dibanderol mulai Rp 12 ribu hingga Rp 25 ribu.

Namun, karena petani gagal panen terutama di wilayah Lombok Barat, harga durian di sini dibandero mulai Rp 40 ribu.

Para pedagang di Pusuk Pas pun mengambil stok durian dari Lombok Utara yang harganya cukup terjangkau.

Selain menjadi lokasi berburu durian, Pusuk Pas juga merupakan destinasi wisata yang dikelola Pemerintah Daerah dan menjadi tujuan wisata.

Sirtu mengatakan, "Meski tidak musim durian, di sini juga menjadi tujuan wisatawan lokal maupun mancanegara."

Menurutnya ada beberapa fasilitas dan atraksi yang dinikmati di Pusuk Pas, di antaranya monyet ekor panjang yang kerap jadi daya tarik wisatawan.

Wisatawan yang berkunjung bisa memberi makan monyet-monyet yang ada di sini, hal tersebut bisa jadi hiburan tersendiri untuk melepas penat.

Ada juga jalur sepeda untuk para pencinta sepeda.

Lokasi Pusuk Pas selain menjadi tempat menikmati durian juga menjadi tujuan wisata dengan panorama alam yang memukau.

"Dari sini, wisatawan bisa menikmati panorama alam Gili Trawangan dan hutan-hutan di sampingnya," ujar Sirtu.

Sirtu menyebutkan, waktu yang paling tepat untuk berkunjung ke Pusuk Pas dan menikmati durian di sini adalah pada awal tahun, tepatnya sekitar bulan Februari dan Maret.

Selain di Pusuk Pas, di Lombok hampir di semua Kabupaten atau Kota menjual durian yang bisa traveler nikmati.

Di antaranya ada di Kota Mataram, di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah juga ada.

Khusus di Kota Mataram ada beberapa titik yang biasanya jadi tempat mangkal para pedagang durian musiman.

Misalnya di Jalan Airlangga di Ibukota Mataram, Kota Tua Ampenan yang buka selama 24 jam dan di samping Gedung RS Jiwa Provinsi NTB.

Halaman
123